wmhg.org – JAKARTA. Perdana Menteri (PM) Timor Leste Xanana Gusmao mengatakan bahwa saat ini ketidaksetaraan ekonomi tengah mengancam kehidupan masyarakat global, hal tersebut dinilai mengancam negara-negara berkembang.
Hal tersebut dikatakan Xanana saat menghadiri Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) dan Indonesia – Africa Forum kedua (IAF 2024) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9).
Xanana menjelaskan, beberapa negara seperti Indonesia, China dan India masih memiliki kekayaan, namun banyak negara berkembang dan negara kepulauan kecil yang tidak memilikinya bahkan sulit untuk maju.
“Pada saat yang sama, ketidaksetaraan global meningkat dan tidak dapat diterima bahwa 10 orang terkaya di dunia memiliki kekayaan lebih dari 3,1 juta orang, sementara banyak ratusan juta orang menderita kemiskinan,” ujar dia.
Xanana turut menyoroti isu krisis iklim yang semakin mengancam di banyak negara termasuk negara berkembang terutama negara kepulauan kecil.
“Kami berjuang untuk mengatasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim akibat kurangnya dana, teknologi, dan kapasitas,” terangnya.
Di tengah negara berkembang berjuang mengatasi perubahan iklim dengan dana yang terbatas, kata dia, negara maju malah gagal menepati janji dan kewajibannya dalam perjanjian internasional untuk mendukung finansial dan teknis yang dibutuhkan negara berkembang.
“Mereka juga gagal memberikan dukungan yang diperlukan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB),” imbuhnya.
Lebih lanjut, Xanana menambahkan, negara berkembang kerap dieksploitasi oleh sistem ekonomi global. Hal ini terlihat dari bantuan asing termasuk bank pembangunan multilateral sering disertai syarat yang menguntungkan negara maju.
“Termasuk keamanan nasional dan kemampuan kami untuk melaksanakan rencana pembangunan khusus serta melindungi sumber daya alam kami yang dicuri,” tandasnya.