wmhg.org – JAKARTA. Kementerian Dalam Negeri Austria mengumumkan penahanan seorang remaja Irak berusia 18 tahun di Wina, terkait dengan penyelidikan plot serangan yang diduga akan terjadi pada konser Taylor Swift di ibu kota Austria tersebut.
Menurut Menteri Dalam Negeri Austria, Gerhard Karner, remaja Irak ini memiliki keterkaitan dengan tersangka utama, seorang pria Austria berusia 19 tahun yang memiliki latar belakang keturunan Makedonia Utara.
Tersangka Irak tersebut telah menyatakan kesetiaan kepada kelompok jihad Islamic State (IS) pada tanggal 6 Agustus 2024. Namun, hingga saat ini, masih belum jelas apakah ia memiliki hubungan langsung dengan plot serangan yang direncanakan.
Penyelidikan terus berlanjut, dengan rencana untuk memeriksa lebih banyak tersangka dan melakukan penggeledahan properti terkait.
Baca Juga: Konser Taylor Swift Batal di Austria, Klaim Asuransi Menanti
Rencana Serangan dan Dampaknya
Tersangka utama, yang juga telah menyatakan kesetiaan kepada IS, merencanakan serangan mematikan di antara sekitar 20.000 penggemar Taylor Swift yang dijadwalkan akan berkumpul di luar Stadion Ernst Happel di Wina.
Rencana serangan ini menyebabkan pembatalan ketiga konser yang dijadwalkan, sebagai langkah antisipasi keamanan. Tersangka utama tersebut mengundurkan diri dari pekerjaannya kurang dari dua minggu sebelum serangan yang direncanakan, dengan alasan memiliki rencana besar, dan telah memberikan pengakuan penuh selama penahanan.
Dua pemuda Austria lainnya, yang masing-masing berusia 17 dan 15 tahun, juga ditahan pada hari Rabu terkait plot tersebut. Pemuda berusia 17 tahun, yang telah diberikan pekerjaan di perusahaan yang menyediakan layanan di stadion, sejauh ini menolak untuk memberikan kesaksian.
Menurut Karner, anak tersebut juga tampaknya telah mengalami radikalisasi dan sudah dikenal oleh pihak berwenang. Sementara itu, pemuda berusia 15 tahun terus diperiksa secara intensif oleh polisi.
Baca Juga: Ada Ancaman Teroris, Konser Taylor Swift di Austria Dibatalkan
Kerja Sama Informasi Intelijen
Pihak berwenang Austria dilaporkan menerima informasi tentang ancaman konser Swift dari intelijen AS, mengingat hukum Austria tidak memungkinkan pemantauan aplikasi pesan instan yang digunakan oleh para tersangka untuk berkomunikasi.
Chancellor Austria, Karl Nehammer, menekankan pentingnya kerja sama dengan mitra dan layanan internasional untuk mencegah tragedi di Wina.
Taylor Swift, yang jadwal penampilannya berikutnya adalah di London minggu depan, belum memberikan komentar mengenai pembatalan konser. Kepolisian Inggris juga menyatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa plot di Wina akan berdampak pada pertunjukan di London.