wmhg.org – MOSKOW. Rusia mengumumkan evakuasi warga sipil dari wilayah perbatasan setelah peningkatan aktivitas militer Ukraina. Langkah ini diambil menyusul serangan besar-besaran Ukraina ke wilayah Kursk, Rusia, yang merupakan serangan terbesarnya sejak perang dimulai pada 2022.
Pada Selasa lalu, pasukan Ukraina menyerbu perbatasan Rusia, menguasai sebagian wilayah Kursk di barat. Meskipun Rusia berhasil menstabilkan garis depan pada hari Minggu, pertempuran masih berlanjut di wilayah tersebut.
Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov, mengumumkan evakuasi dari Distrik Krasnaya Yaruga karena aktivitas musuh di perbatasan. Gladkov menyatakan keyakinannya bahwa pasukan Rusia akan mampu mengatasi ancaman tersebut.
Rusia kini menerapkan rezim keamanan ketat di Kursk, Bryansk, dan Belgorod, sementara Belarus meningkatkan jumlah pasukannya setelah mengklaim pelanggaran wilayah udara oleh pesawat tak berawak Ukraina.
Pejabat Rusia menilai serangan Ukraina bertujuan menunjukkan kemampuan militer Kyiv menjelang kemungkinan perundingan gencatan senjata.
Serangan Ukraina juga menimbulkan kekhawatiran di Moskow mengenai penetrasi pasukan Ukraina ke wilayah Kursk, terutama setelah lebih dari dua tahun perang darat yang intens.
Sementara itu, Rusia melaporkan menghancurkan lima drone di Belgorod, sebelas di Kursk, dan dua di Voronezh, serta sejumlah persenjataan berat.
Di sisi lain, kebakaran besar terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang dikuasai Rusia. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengingatkan bahwa serangan ini meningkatkan risiko kecelakaan nuklir, meski tidak ada pihak yang secara langsung disalahkan.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengklaim serangan tersebut sebagai upaya untuk memulihkan keadilan dan menekan pasukan Rusia. Moskow mengancam balasan keras terhadap serangan ini dan menyatakan bahwa para pelaku akan bertanggung jawab.