wmhg.org – SYDNEY/LONDON. Pasar saham global mengalami penurunan tajam pada hari Senin, dengan saham-saham Jepang mengalami kerugian yang lebih besar dari Black Monday 1987.
Penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran akan potensi resesi di Amerika Serikat yang mendorong investor untuk menghindari risiko dan bertaruh pada penurunan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Indeks Nikkei Jepang turun 12,40% menjadi 31.458,42, sementara indeks Topix merosot 12,48% menjadi 2.220,91, mencatat penurunan terbesar dalam satu hari sejak Oktober 1987.
Pasar saham Eropa juga tertekan, dengan indeks STOXX Eropa turun 1,8%, CAC 40 Perancis anjlok 2,1%, IBEX Spanyol merosot 2,8%, dan FTSE 100 Inggris turun 1,7%.
Permintaan untuk obligasi negara meningkat tajam, dengan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun menjadi 3,723%, terendah sejak pertengahan 2023, setelah sebelumnya naik menjadi 3,737%.
Data penggajian bulan Juli yang mengecewakan menambah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan September, dengan peluang pelonggaran sebesar 50 basis poin diperkirakan mencapai 78%.
Goldman Sachs memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, November, dan Desember.
Analis Goldman Sachs juga menaikkan kemungkinan resesi dalam 12 bulan ke depan menjadi 25%, meskipun mereka menilai bahaya resesi dapat diatasi dengan kebijakan pelonggaran dari The Fed.
Di sisi lain, JPMorgan memperkirakan kemungkinan resesi AS sebesar 50% dan mengharapkan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan September dan November.
Investor akan memperhatikan data lapangan kerja sektor jasa dari survei ISM pada hari Senin, yang diharapkan rebound menjadi 51,0 setelah penurunan tak terduga di bulan Juni.
Minggu ini, laporan pendapatan dari perusahaan seperti Caterpillar, Walt Disney, dan Eli Lilly diharapkan memberikan wawasan tambahan mengenai keadaan konsumen dan sektor manufaktur.
Mata uang safe-haven, seperti yen Jepang dan franc Swiss, mengalami penguatan. Dolar AS melemah 0,4% terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, dengan penurunan terbesar terhadap yen Jepang sebesar 3,28% dan euro sebesar 2,12%. Franc Swiss mencatat posisi terendah enam bulan terhadap dolar, menguat 1,07%.
Di pasar komoditas, emas kehilangan sebagian daya tariknya sebagai safe-haven dan turun 0,5% menjadi US$ 2.431 per ounce.
Harga minyak juga merosot karena kekhawatiran terhadap permintaan energi global mengimbangi dampak potensial terhadap pasokan akibat konflik di Timur Tengah. Minyak Brent turun 64 sen menjadi US$ 76,17 per barel, sedangkan minyak mentah AS turun 65 sen menjadi US$ 72,87 per barel.