wmhg.org – Alfika Risma, adik Kandung korban Dini Sera Afrianti mengadu kepada Komisi III DPR RI dan menuntut keadilan terhadap kasus meninggalnya sang kakak. Ia meminta DPR RI bisa mengawal usai terdakwa Gregorius Ronald Tannur divonis bebas dalam kasus tersebut.
Hal itu disampaikan Alfika dalam rapat audiensinya bersama Komisi III DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/7/2024).
Saya datang ke sini bersama bapak saya, didampingi kuasa hukum saya untuk menyuarakan aspirasi saya agar didengar oleh rekan-rekan media sekalian juga, kata Alfika.
Ia mengatakan, pihaknya terus memperjuangkan terhadap apa yang dialami oleh almarhum kakaknya tersebut.
Saya memperjuangkan ini terutama untuk Kakak kandung saya Almarhum Dini, serta ibu saya yang sudah meninggal 3 bulan yang lalu, ungkapnya.
Ia pun berharap agar wakil rakyat di Senayan melalui Komisi III bisa memberikan bantuan agar keadilan ditegakkan.
Saya mohon kepada Bapak pimpinan Komisi 3 untuk membantu terus kasus ini hingga selesai agar keluarga saya mendapatkan keadilan dan tersangka mendapat hukuman setimpal, dan hakim segera ditindak juga dengan seadil-adilnya, pungkasnya.
Divonis Bebas
Sebelumnya sidang putusan Gregorius Ronald Tannur, terdakwa kasus kematian pacarnya, Dini Sera Afrianti digelar Rabu .
Hakim Pengadilan Negeri, Erintuah Damanik membacakan vonis bebas terhadap terdakwa Gregorius Ronald Tannur. Jaksa penuntut umum memilih untuk pikir-pikir.
Dalam amar putusan majelis hakim yang diketuai Erintuah Damanik menyatakan, terdakwa Gregorius Ronald Tannur tidak terbukti bersalah dan membebaskan dari segala dakwaan jaksa penuntut umum.
Gregorius Ronald Tannur anak dari Edward Tannur, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana, sebagaimana yang dituangkan dalam dakwaan pertama Pasal 338 KUHP atau kedua Pasal 351 ayat (3) KUHP atau Pasal 259 KUHP dan Pasal 351 ayat (1) KUHP, ujar pembacaan vonis di persidangan, Rabu .
Tak hanya memberikan vonis bebas, hakim juga memberikan perintah segera membebaskan tersangka dari jeratan hukum.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ahmad Muzakki menyatakan perbuatan terdakwa Gregorius Ronald Tannur terbukti melanggar pasal 338 KUHP.
Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 12 tahun, ujarnya pada sidang di Pengadilan Negeri Surabaya, Kamis (27/6/2024).
Selain hukuman badan, terdakwa Ronald Tannur juga dituntut membayar restitusi atau ganti rugi kepada ahli waris korban sebesar Rp 263 juta.