wmhg.org – WASHINGTON. Sejumlah calon pejabat kabinet dan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi sasaran ancaman bom dan tindakan swatting dalam beberapa hari terakhir, menurut juru bicara tim transisi, Karoline Leavitt, pada Rabu (27/11).
Ancaman tersebut terjadi pada Selasa (26/11) malam dan Rabu (27/11) pagi, mendorong pihak berwenang untuk bertindak cepat guna memastikan keselamatan mereka yang menjadi target.
Di antara mereka yang menjadi target ancaman adalah Elise Stefanik, pilihan Trump untuk menjadi Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, dan Lee Zeldin, calon kepala Badan Perlindungan Lingkungan (EPA). Keduanya melaporkan menerima ancaman bom.
Pada Rabu malam, Pete Hegseth, calon Menteri Pertahanan, mengungkap bahwa keluarganya menjadi target ancaman bom pipa.
Seorang petugas polisi tiba di rumah kami pagi ini – saat tujuh anak kami masih tidur. Petugas memberi tahu saya dan istri bahwa ada ancaman bom pipa yang kredibel terhadap saya dan keluarga saya. Kami semua aman, dan ancaman telah dinyatakan selesai, ujar Hegseth di platform X (dulu Twitter).
FBI Turun Tangan
Seorang juru bicara FBI mengonfirmasi bahwa biro tersebut menyelidiki berbagai ancaman bom dan insiden swatting yang menargetkan calon pejabat administrasi Trump.
Swatting, yang melibatkan laporan palsu kepada polisi untuk memicu tanggapan bersenjata, semakin sering digunakan sebagai bentuk intimidasi terhadap tokoh publik.
Kami menganggap semua potensi ancaman dengan serius dan mendorong masyarakat untuk segera melaporkan hal-hal mencurigakan kepada penegak hukum, kata juru bicara FBI.
Zeldin mengatakan bahwa ancaman bom terhadap keluarganya disertai pesan bertema pro-Palestina.
Keluarga saya dan saya tidak berada di rumah pada saat itu dan kami aman. Kami bekerja sama dengan penegak hukum untuk mengetahui lebih banyak tentang situasi ini, katanya di X.
Sementara itu, rumah salah satu anggota keluarga mantan anggota kongres Republik, Matt Gaetz, juga menjadi sasaran ancaman bom di Florida.
Gaetz sebelumnya mundur sebagai calon Jaksa Agung pada 21 November setelah menghadapi oposisi dari Senat terkait dugaan pelanggaran seksual, yang dia bantah.
Seorang juru bicara Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan mengenai ancaman tersebut.
Presiden dan administrasi dengan tegas mengutuk ancaman kekerasan politik, ujar juru bicara itu.
Ancaman ini muncul beberapa bulan setelah Trump terluka dalam upaya pembunuhan di Pennsylvania pada Juli lalu.
Dalam insiden terpisah pada September, seorang pria didakwa dengan percobaan pembunuhan setelah diduga menargetkan salah satu lapangan golf milik Trump di Florida dengan senapan.