wmhg.org – JAKARTA. Sheikh Hasina, mantan Perdana Menteri Bangladesh yang telah memimpin negara selama 15 tahun, meninggalkan Bangladesh dan pergi ke India setelah munculnya protes massal di Dhaka.
Protes ini mengakibatkan tuntutan besar untuk pengunduran dirinya, yang mendorongnya untuk meninggalkan jabatannya dan mencari perlindungan di luar negeri. Kaburnya Hasina dilakukan pada saat kritis, di mana puluhan juta orang turun ke jalan, mengepung kediaman resminya, dan menuntut pengunduran dirinya.
Kembalinya Hasina dan Rencana Pemilihan Umum Baru
Menurut putranya, Sajeeb Wazed Joy, Sheikh Hasina akan kembali ke Bangladesh segera setelah pemerintah interim mengumumkan pemilihan umum baru. Joy, yang berbasis di AS, menyatakan bahwa ibunya akan kembali ke tanah airnya ketika pemerintah interim memutuskan untuk mengadakan pemilihan.
Joy juga mengungkapkan bahwa Hasina seharusnya pensiun dari politik setelah masa jabatannya saat ini, namun situasi politik yang berkembang memerlukan keterlibatannya kembali.
Beberapa jam setelah pernyataan Joy, Muhammad Yunus, penerima Hadiah Nobel yang dikenal sebagai pelopor pinjaman mikro, dilantik sebagai kepala pemerintahan interim Bangladesh.
Yunus dilantik sebagai penasihat utama, sebuah posisi yang setara dengan perdana menteri, oleh Presiden sementara Mohammed Shahabuddin. Yunus menggarisbawahi prioritasnya untuk mengembalikan ketertiban dan menyatukan Bangladesh, mengingat situasi negara yang penuh tantangan.
Tantangan Pemerintahan Interim
Pemerintahan interim yang baru dilantik menghadapi tantangan besar dalam mengatasi kekacauan yang disebabkan oleh demonstrasi dan kekerasan yang meningkat.
Menteri Dalam Negeri yang baru diangkat, Brigjen (Purn) M Sakhawat Hossain, menyatakan bahwa prioritas pertama pemerintah interim adalah memperbaiki hukum dan ketertiban serta mengembalikan kehadiran polisi di seluruh negeri.
Hossain juga menekankan kekhawatiran mengenai serangan terhadap minoritas Hindu dan tindakan pembakaran yang rutin terjadi.
Sejak pengunduran diri Sheikh Hasina, laporan tentang kekerasan terarah terhadap minoritas dan kerusuhan telah meningkat. Hossain mengakui adanya masalah namun juga menganggap bahwa beberapa laporan mungkin sedikit dibesar-besarkan.
Penegakan hukum dan pemulihan keamanan adalah hal yang mendesak untuk mengembalikan situasi ke keadaan semula, mengingat polisi di seluruh negara telah meninggalkan tugas mereka dan kota-kota menghadapi kekacauan yang meluas.