wmhg.org – BERLIN. Populasi Ukraina telah menurun hingga 10 juta, atau sekitar seperempat dari total populasi, sejak dimulainya invasi skala penuh Rusia.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (22/10/2024), penurunan tersebut disebabkan oleh pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina, menurunnya angka kelahiran, serta kematian akibat perang.
Reuters melaporkan, berbicara pada konferensi pers di Jenewa, Florence Bauer, kepala Eropa Timur UN Population Fund, mengatakan invasi pada bulan Februari 2022 telah mengubah situasi demografi yang sudah sulit menjadi sesuatu yang lebih parah.
Angka kelahiran anjlok dan saat ini sekitar satu anak per wanita, yang merupakan salah satu yang terendah di dunia, katanya.
Diperlukan angka kelahiran 2,1 anak per wanita untuk mempertahankan populasi yang stabil.
Ukraina, yang memiliki populasi lebih dari 50 juta ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, seperti hampir semua tetangganya di Eropa Timur dan Asia Tengah, telah mengalami penurunan populasi yang parah.
Pada tahun 2021, tahun terakhir sebelum invasi besar-besaran Rusia, jumlah penduduknya sekitar 40 juta jiwa.
Bauer mengatakan bahwa penghitungan pasti dampak perang terhadap populasi Ukraina harus menunggu hingga setelah konflik berakhir saat sensus lengkap akhirnya dapat dilakukan.
Dampak langsungnya adalah pada wilayah-wilayah yang hampir tidak berpenghuni, desa-desa yang hanya dihuni orang tua, dan pasangan yang tidak dapat memulai keluarga, katanya.
Rusia yang jauh lebih besar, dengan populasi sebelum perang lebih dari 140 juta jiwa, juga mengalami situasi demografis yang sudah mengerikan sejak menginvasi Ukraina.
Rusia mencatat angka kelahiran terendah sejak 1999 dalam enam bulan pertama tahun ini, tingkat yang bahkan digambarkan Kremlin sebagai bencana.
Tonton: Peringatan untuk Ukraina dan Barat, Rudal Meluncur Melintasi Rusia Barat Laut
Bagian terbesar dari penurunan populasi Ukraina disebabkan oleh 6,7 juta pengungsi yang sekarang tinggal di luar negeri, terutama di Eropa. Kematian akibat perang juga menjadi salah satu faktornya.
Sulit untuk mendapatkan angka pasti, tetapi perkiraannya berkisar sekitar puluhan ribu korban, katanya.