wmhg.org – Starlink milik Elon Musk sepertinya benar-benar akan mendapatkan rival berat dari China. Program SpaceSail belakangan semakin menarik untuk dilirik.
Teknologi Low-Earth Orbit (LEO), yang digunakan oleh penyedia layanan internet ini, diklaim mampu mengurangi penundaan transmisi dan meningkatkan kapasitas data.
LEO mengorbit pada ketinggian di bawah 2.000 kilometer dan menyediakan konektivitas internet berkecepatan tinggi dengan penundaan transmisi minimal.
Berdasarkan kemampuan itu, satelit jenis ini dianggap akan sangat bermanfaat bagi komunitas terpencil, kapal laut, dan aplikasi militer.
Para peneliti militer di lembaga-lembaga seperti Universitas Teknologi Pertahanan Nasional China secara aktif mendukung pemerintah dalam pengembangan jaringan satelit sejenis SpaceSail.
Perluasan pesat Starlink dan penerapannya dalam konflik Ukraina kabarnya membuat pihak militer China tertarik.
Firma investasi ventura dan inkubator China, CAS Star, mengatakan bahwa SSST telah mendapatkan dukungan dari sejumlah investor top, seperti Guosheng Capital yang berafiliasi dengan otoritas Shanghai, Hengxu Capital yang didukung oleh produsen mobil SAIC, dan CAS Capital yang merupakan perusahaan investasi lain yang berafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan China.
SpaceSail mengumumkan bahwa mereka tengah berunding dengan lebih dari 30 negara. Pada November lalu, mereka menandatangani perjanjian untuk memasuki Brasil. Awal tahun ini, mereka mulai bekerja di Kazakhstan.
SpaceSail juga telah mengumumkan rencana untuk menyebarkan 648 satelit LEO tahun ini. Tujuan akhir dari program ini adalah membangun konstelasi Thousand Sails (Qianfan) yang dapat mencakup hingga 15.000 satelit pada tahun 2030.
Sebagai perbandingan, data Analysys Mason menunjukkan bahwa Starlink saat ini mengoperasikan sekitar 7.000 satelit dengan rencana untuk memperluas menjadi 42.000 pada akhir dekade ini.
Tonton: Korupsi Lagi Di Pertamina, Negara Rugi Rp 193 Triliun