wmhg.org – KUALA LUMPUR. Stok minyak sawit Malaysia turun untuk pertama kalinya dalam empat bulan ke level terendah. Data Dewan Minyak Sawit Malaysia alias Malaysian Palm Oil Board (MPOB) menjelaskan, pada Juli 2024, pertumbuhan ekspor di Malaysia untuk pertama kali dalam empat bulan melampaui peningkatan produksi.
Penurunan stok di Malaysia ini sejalan dengan tren harga patokan CPO yang berada di level terendah dalam tujuh bulan. Stok minyak sawit di Malaysia pada akhir Juli turun 5,35% dari bulan sebelumnya menjadi 1,73 juta metrik ton, terendah sejak Maret, papar MPOB.
Produksi minyak sawit mentah naik 13,97% dari Juni menjadi 1,84 juta ton, sementara ekspor minyak sawit naik 39,92% menjadi 1,69 juta ton.
Survei Reuters memperkirakan persediaan CPO sebesar 1,80 juta ton, produksi sebesar 1,82 juta ton dan ekspor sebesar 1,52 juta ton. Penurunan persediaan CPO merupakan pertanda baik bagi harga minyak kelapa sawit karena persediaan telah berkurang, bertentangan dengan ekspektasi pasar akan sedikit peningkatan. Persediaan sekarang berada pada level yang sama seperti tahun lalu, kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian Sunvin Group yang berpusat di Mumbai.
Namun, kenaikan tajam harga minyak kelapa sawit tidak mungkin terjadi. Ini karena pasar mengantisipasi produksi yang kuat pada bulan Agustus di tengah ekspor yang lebih rendah, kata seorang pedagang yang berpusat di New Delhi dengan rumah dagang global.
Ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia untuk 1-10 Agustus turun 17,7% menjadi 435.413 ton. Bahkan setelah penurunan harga baru-baru ini, diskon minyak kelapa sawit terhadap saingannya soyoil dan sunoil masih jauh lebih rendah dari biasanya. Hal itu perlu diperbaiki lebih lanjut, atau minyak saingannya perlu menaikkan harga untuk membuat minyak kelapa sawit lebih menarik, kata pedagang tersebut.