wmhg.org – BANGKOK. Pada Rabu (29/1/2025), Thailand menargetkan jalur kereta api berkecepatan tinggi sepanjang 609 km (378 mil) yang akan menghubungkannya dengan China melalui Laos akan mulai beroperasi pada tahun 2030.
Target tersebut hampir satu dekade lebih lambat dari yang direncanakan semula.
Melansir Reuters, menurut juru bicara pemerintah Thailand Jirayu Houngsub, lebih dari sepertiga konstruksi telah selesai di segmen yang menghubungkan ibu kota Bangkok dengan kota Nakhon Ratchasima, sekitar 220 km jauhnya.
Dan seluruh jalur ke Nong Khai di perbatasan dengan Laos akan siap pada tahun 2030.
Jalur kereta api sepanjang 1.000 km senilai US$ 6 miliar dari ibu kota Laos, Vientiane, ke kota Kunming di barat daya Tiongkok mulai beroperasi pada tahun 2021.
Ini merupakan sebuah usaha patungan yang 70% sahamnya dimiliki oleh Beijing.
Jalur itu akan terhubung dengan Nong Khai di Thailand melalui Vientiane, sekitar 25 km jauhnya.
Ini adalah kesempatan bagi Thailand untuk terhubung dengan ekonomi global, kata Jirayu, seraya menambahkan bahwa hal itu akan membawa Thailand lebih dekat ke tujuannya untuk menjadi pusat logistik.
Pengumuman itu muncul setahun setelah Tiongkok mendesak Thailand untuk mempercepat kemajuan jalur kereta api.
Pembahasan tentang jalur kereta api dimulai hampir dua dekade lalu. Thailand dan Tiongkok menandatangani perjanjian tentang pembangunannya pada tahun 2017 dengan rencana untuk mulai beroperasi pada tahun 2021.
Namun, pembangunan mengalami penundaan karena ketidaksepakatan tentang pembiayaan dan desain, serta gangguan dari pandemi COVID-19.
Tonton: Riuh Penculikan Ribuan Warga China oleh Geng Penipu Myanmar di Thailand, Ini Kisahnya
Rencana itu merupakan bagian dari inisiatif perdagangan dan infrastruktur Belt and Road yang ambisius dari Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang mencakup rencana untuk tiga rute yang berasal dari Kunming yang melewati Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
Vietnam berencana membangun jalur kereta api berkecepatan tinggi sepanjang 1.541 km (958 mil) yang menghubungkan dua kota terbesarnya, Hanoi dan Kota Ho Chi Minh, dengan biaya lebih dari US$ 67 miliar. Adapun target dimulainya operasi pada tahun 2035.
Negara ini juga merencanakan jalur kereta api senilai US$ 7,2 miliar dari perbatasannya dengan provinsi Yunnan di Tiongkok ke Hanoi, kota pelabuhan Haiphong, dan Kota Ha Long.