wmhg.org – JAKARTA. Warren Buffett, salah satu investor paling legendaris dan berpengaruh di dunia, telah membuat langkah signifikan dalam portofolionya baru-baru ini.
Melalui Berkshire Hathaway, perusahaan investasi yang dipimpinnya, Buffett telah menjual jutaan saham dari beberapa perusahaan besar.
Langkah ini dianggap sebagai sinyal peringatan bagi pasar saham global, mengingat Buffett dikenal dengan strategi investasi jangka panjangnya dan kemampuannya membaca pasar dengan cermat.
Saat ini, posisi kas Berkshire Hathaway mencapai rekor tertinggi yaitu US$276 miliar, yang mengingatkan kita pada penjualan saham besar-besaran yang dilakukan perusahaan ini sebelum tahun 2022, yang merupakan tahun terburuk bagi pasar sejak krisis keuangan 2008.
Mengutip benzinga.com, berikut ini tiga saham utama yang dijual oleh Buffett beberapa waktu lalu, yaitu Apple Inc., Bank of America, dan Chevron Corp..
1. Apple Inc. (AAPL)
Apple Inc. merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia dan selama bertahun-tahun menjadi salah satu investasi utama Berkshire Hathaway. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Berkshire Hathaway dilaporkan telah mengurangi posisinya di Apple hampir 50%, dari sekitar US$135 miliar menjadi US$84 miliar.
Keputusan ini mengejutkan banyak analis, mengingat Apple telah lama menjadi salah satu pilar utama portofolio Buffett. Namun, Buffett menyebutkan bahwa alasan di balik penjualan saham ini adalah untuk alasan pajak.
Meskipun demikian, ada indikasi bahwa pertumbuhan pendapatan dan laba Apple mengalami perlambatan dalam beberapa kuartal terakhir. Pada kuartal terakhir, Apple hanya melaporkan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 4,9%, dengan pertumbuhan laba sebesar 7,9%.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penurunan posisi Berkshire di Apple adalah ketidakpastian di pasar teknologi global serta kompetisi yang semakin ketat di sektor ini. Meskipun Apple terus menjadi pemain utama dalam industri teknologi, langkah Buffett ini mungkin mencerminkan kekhawatiran atas masa depan perusahaan ini di tengah perubahan pasar yang cepat.
Pada kuartal terakhir, Chevron melaporkan penurunan laba sebesar 26,2%, sementara pertumbuhan pendapatannya hanya mencapai 4,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Harga bensin di Amerika Serikat telah turun lebih dari 50 sen per galon dibandingkan tahun lalu, dan penurunan ini diperkirakan akan terus berlanjut, didorong oleh beberapa faktor termasuk musim badai yang relatif ringan dan peningkatan kendaraan listrik yang semakin mengurangi permintaan minyak.