wmhg.org – JAKARTA. Presiden Donald Trump kembali menuai kontroversi setelah unggahan media sosialnya yang menyarankan pengikutnya untuk membeli saham hanya beberapa jam sebelum pemerintahannya mengumumkan perubahan mendadak dalam kebijakan tarif yang sempat mengguncang pasar keuangan global.
Dalam unggahan bertuliskan “THIS IS A GREAT TIME TO BUY!!!”, Trump memicu spekulasi bahwa ia mungkin telah memberikan sinyal dini kepada para pendukungnya sebelum pasar mengalami rebound signifikan, hanya empat jam setelah Gedung Putih mengumumkan bahwa tarif tinggi akan ditangguhkan selama 90 hari bagi sebagian besar negara, kecuali Tiongkok.
Putar Balik Kebijakan Tarif dan Dampaknya terhadap Pasar Global
Mengutip ladbible, pekan lalu, Trump memberlakukan gelombang tarif baru hampir terhadap seluruh negara, kebijakan yang langsung memicu kepanikan pasar dan menjatuhkan nilai saham di seluruh dunia. Namun, pada 9 April, pemerintahan Trump tiba-tiba melakukan perubahan kebijakan, menangguhkan penerapan tarif tinggi bagi semua negara kecuali Tiongkok.
Menteri Keuangan AS menyampaikan bahwa sebagian besar negara tetap akan dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen, namun tarif ‘resiprokal’ yang lebih tinggi akan ditangguhkan selama tiga bulan ke depan.
Sementara itu, terhadap Tiongkok, pemerintahan Trump justru memperketat kebijakan dengan menaikkan tarif hingga 125 persen, sebagai respons atas balasan Tiongkok yang menetapkan tarif sebesar 84 persen terhadap produk-produk asal AS.
Langkah tersebut memicu pemulihan pasar yang sebelumnya mengalami kerugian triliunan dolar AS. Pasar saham yang sempat mengalami kejatuhan tajam mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan sesaat setelah pengumuman penundaan tarif diumumkan.
Spekulasi Keuntungan Finansial dan Dugaan Perdagangan Orang Dalam
Banyak pihak menganggap bahwa pernyataan Trump untuk membeli saham sebelum rebound merupakan sinyal terselubung kepada para pendukung atau investor tertentu. Dengan membeli saham di titik terendah sebelum pasar pulih, mereka yang mengikuti saran Trump berpotensi meraih keuntungan signifikan hanya dalam hitungan jam.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran serius di kalangan politisi oposisi, terutama dari Partai Demokrat, yang menuding adanya potensi perdagangan orang dalam (insider trading). Mereka mempertanyakan mengapa tidak ada pernyataan resmi sebelumnya mengenai rencana perubahan kebijakan tarif tersebut.
Kutipan dari Steven Horsford, Anggota Kongres dari Nevada:
“Kami telah menanyakan sejak awal, apa sebenarnya strategi Anda? Ini seperti pertunjukan amatir dan harus segera dihentikan. Bagaimana mungkin Anda memimpin negosiasi jika presiden justru membuat pengumuman dari entah di mana dia berada?”
Baca Juga: Media Israel Sebut Indonesia Bersedia Menampung Sementara 1.000 Pengungsi dari Gaza
Penolakan atas Tuduhan Manipulasi dan Pembelaan dari Penasihat Perdagangan
Jamieson Greer, penasihat perdagangan utama Trump, membantah tudingan bahwa presiden telah memanipulasi pasar. Ia menegaskan bahwa kebijakan tarif bertujuan untuk “mengatur ulang sistem perdagangan global” yang selama ini telah menyebabkan deindustrialisasi di Amerika Serikat.
Namun, para pakar hukum etika pemerintah menilai bahwa tindakan Trump sangat tidak lazim. Kathleen Clark, pakar hukum dari Washington University School of Law, menyatakan bahwa di bawah pemerintahan lain, pernyataan seperti ini kemungkinan besar akan memicu penyelidikan.
“Dia mengirim pesan bahwa ia bisa memanipulasi pasar secara efektif dan tanpa konsekuensi. Seolah-olah berkata: perhatikan saya untuk mendapatkan tips saham berikutnya,” ujar Clark.