wmhg.org – WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menginstruksikan militer AS untuk mencabut penangguhan yang diberlakukan oleh mantan Presiden Joe Biden atas pasokan bom seberat 2.000 pon ke Israel, sumber Gedung Putih mengatakan kepada Reuters pada hari Sabtu.
Langkah tersebut telah diperkirakan secara luas. Biden menunda pengiriman bom tersebut karena khawatir akan dampaknya terhadap penduduk sipil, khususnya di Rafah, Gaza, selama perang Israel di daerah kantong Palestina tersebut.
Banyak hal yang dipesan dan dibayar oleh Israel, tetapi belum dikirim oleh Biden, sekarang sedang dalam perjalanan! kata Trump di platform media sosial Truth tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Trump dan Biden telah menjadi pendukung kuat sekutu AS, Israel, bahkan ketika Washington mendapat kritik dari para pembela hak asasi manusia atas krisis kemanusiaan di Gaza akibat serangan militer Israel terhadap kelompok militan Palestina, Hamas.
Para pengunjuk rasa menuntut embargo senjata namun tidak berhasil.
Gencatan senjata mulai berlaku seminggu yang lalu dan telah menyebabkan pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan di Gaza oleh Hamas dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Sebelum pelantikannya pada 20 Januari, Trump telah memperingatkan akan ada neraka yang harus dibayar jika sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza tidak dibebaskan.
Hamas menyandera sekitar 250 orang selama serangan 7 Oktober 2023 di Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut penghitungan Israel.
Serangan itu memicu pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun. Serangan militer Israel berikutnya di Gaza telah menewaskan lebih dari 47.000 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza, dan menyebabkan tuduhan genosida dan kejahatan perang yang dibantah Israel.
Serangan itu juga mengungsikan hampir seluruh penduduk Gaza dan menyebabkan krisis kelaparan. Washington mengatakan pihaknya membantu Israel mempertahankan diri dari kelompok militan yang didukung Iran seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman.