wmhg.org – JAKARTA. Pada tanggal 30 Agustus, Warren Buffett, investor legendaris dan CEO Berkshire Hathaway, merayakan ulang tahunnya yang ke-94.
Meskipun dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan sebesar $148 miliar, Buffett justru merasa cemas setiap kali ulang tahunnya mendekat.
Bagi pria yang kaya raya namun terkenal sederhana ini, ulang tahun bukanlah waktu untuk berpesta, melainkan momen refleksi atas perjalanan hidupnya.
Kecemasan Terhadap Pertambahan Usia
Alice Schroeder, dalam biografinya The Snowball: Warren Buffett and the Business of Life, mengungkapkan bahwa Buffett tidak pernah merasa jenuh dengan kehidupan, tetapi sulit untuk membuat seorang miliarder seperti dia terkesan dengan hadiah ulang tahun.
Bagi Buffett, bertambahnya usia merupakan metronomic tick of doom atau tanda pasti yang mengingatkannya pada kenyataan bahwa waktu yang tersisa semakin sedikit.
Meskipun menerima banyak kartu ucapan, hadiah, dan surat setiap bulan Agustus, Buffett merasa cemas dengan usianya yang terus bertambah. Setiap ulang tahun menjadi pengingat bahwa waktu yang tersisa untuk mengejar cita-citanya semakin singkat.
Tahun-tahun di depan tidaklah tak terbatas, tetapi dengan sedikit keberuntungan, bisa jadi masih panjang, tulis Schroeder.
Buffett menyadari bahwa masih banyak yang ingin dia pelajari dan capai, meskipun dia telah mencapai begitu banyak dalam hidupnya.
Filosofi Bola Salju Buffett
Buffett melihat kehidupannya seperti bola salju yang terus bergulir menuruni bukit, semakin besar seiring waktu. Filosofi ini tidak hanya diterapkan pada pengelolaan kekayaannya yang terus tumbuh, tetapi juga dalam memperkaya kehidupannya dengan persahabatan dan pengalaman baru.
Kamu harus terus mengumpulkan salju saat kamu berjalan, karena kamu tidak akan bisa kembali ke puncak bukit, katanya kepada Schroeder.
Dengan pendekatan hidup yang fokus pada investasi jangka panjang, Buffett telah membangun kerajaan bisnis yang tak tertandingi. Selama 94 tahun, ia berhasil mengumpulkan kekayaan luar biasa, bahkan setelah menyumbangkan lebih dari setengah saham Berkshire-nya untuk tujuan sosial.
Selain itu, Buffett juga mengakuisisi perusahaan ikonik seperti Geico dan See's Candies, menyelamatkan raksasa keuangan seperti Goldman Sachs dan General Electric, serta membangun portofolio investasi besar di perusahaan publik seperti Apple dan Coca-Cola.
Pandangan yang Selalu Muda
Meskipun usianya semakin lanjut, Buffett tidak pernah berhenti merasa seperti benih muda yang baru memulai perjalanan hidupnya. Dia terus memandang ke depan, tidak terjebak dalam nostalgia masa lalu.
Dunia ini besar, dan dia baru saja memulainya, tulis Schroeder.
Di usianya yang ke-94, Warren Buffett tetap menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang, bukan hanya karena kekayaannya, tetapi juga karena kebijaksanaan hidupnya.
Meskipun ia mungkin merasa cemas setiap kali ulang tahunnya tiba, Buffett tetap fokus pada apa yang masih bisa ia capai, dengan semangat yang tak pernah padam.