wmhg.org – Berkshire Hathaway tidak melakukan pembelian kembali atau buyback saham dari 10 Februari hingga 5 Maret 2024. Ini merupakan jeda pembelian kembali terpanjang sejak CEO Warren Buffett menerima perluasan kewenangan untuk membeli kembali saham pada 2018.
Berdasarkan laporan dari Barron yang mengutip pernyataan proksi Berkshire, per 5 Maret, Berkshire memiliki sekitar 1,438 juta saham beredar, dengan saham Kelas B dikonversi menjadi jumlah setara dengan saham Kelas A.
Mengutip Moneycontrol, Senin (17/3) jJumlah ini konsisten dengan laporan tahunan Berkshire per 10 Februari 2024, yang mengonfirmasi tidak adanya pembelian kembali selama periode tersebut.
Keputusan ini mencerminkan penilaian Buffett bahwa saham Berkshire tidak diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya. Sesuai kebijakan perusahaan, pembelian kembali hanya dilakukan jika saham dinilai di bawah nilai intrinsik.
Meski tidak ada pembelian kembali, saham Berkshire tetap mencatatkan kinerja positif dan melampaui S&P 500 tahun ini. Investor tertarik pada pendapatan perusahaan yang beragam dan posisi defensif yang didukung oleh lebih dari US$ 300 miliar dalam bentuk kas dan setara kas.
Laba operasi kuartal keempat 2023 melonjak sekitar 70%, didorong oleh kinerja bisnis asuransi yang kuat.
Pada Jumat lalu, saham Kelas A Berkshire naik 1,9% menjadi US$ 771.250, mendekati rekor tertinggi, sementara saham Kelas B naik 2% menjadi US$ 514,60. Sepanjang tahun ini, saham tersebut telah naik sekitar 13%, jauh melampaui penurunan S&P 500 sebesar 4%.
Beberapa analis memperkirakan nilai intrinsik Berkshire mendekati harga saham saat ini. Saham diperdagangkan pada 1,7 kali nilai buku akhir 2024 dan sekitar 25 kali laba yang diproyeksikan tahun ini, lebih tinggi dari kelipatan laba S&P 500 sebesar 20 kali.
Jika harga saham tetap tinggi, perusahaan diperkirakan akan terus menunda pembelian kembali saham sepanjang tahun.