wmhg.org – JAKARTA. Xiaomi, perusahaan teknologi asal China yang terkenal dengan produk smartphone-nya, kini semakin menarik perhatian dengan terjun ke industri kendaraan listrik.
Pada bulan Maret, kendaraan listrik pertamanya, Speed Ultra 7 (SU7), berhasil mencatatkan hampir 90.000 pre-order hanya dalam satu hari peluncuran, menunjukkan antusiasme pasar yang luar biasa.
Kinerja Keuangan dan Tantangan di Industri EV
Meski berhasil mencapai angka penjualan yang signifikan, cabang otomotif baru Xiaomi melaporkan kerugian sebesar US$252 juta pada kuartal kedua yang berakhir 30 Juni. Ini merupakan kuartal pertama di mana Xiaomi berhasil mengirimkan kendaraan secara penuh, sesuai dengan hasil tidak diaudit yang diajukan pada hari Rabu.
Meskipun Xiaomi menyatakan bahwa mereka berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pengiriman 100.000 unit kendaraan pertamanya pada bulan November, kerugian ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi perusahaan.
Pada kuartal kedua, Xiaomi mengirimkan 27.307 unit SU7, yang berarti rata-rata perusahaan mengalami kerugian sebesar US$9.200 untuk setiap mobil yang terjual. Harga dasar SU7 sendiri adalah 215.900 yuan, atau sekitar US$30.000.
Baca Juga: Pendapatan Xiaomi Q2 Melebihi Perkiraan, Ungkap Penjualan Unit Otomotif
Strategi Xiaomi untuk Mencapai Profitabilitas
Walaupun mengalami kerugian, Xiaomi melaporkan margin laba kotor yang lebih tinggi dari perkiraan, yaitu 15,4%. Namun, perusahaan telah mengisyaratkan sejak awal bahwa segmen otomotif mereka membutuhkan waktu untuk mencapai titik impas.
CEO Xiaomi, Lei Jun, menyebutkan pada bulan April bahwa mobil tersebut dijual dengan kerugian, meskipun ia tidak mengungkapkan seberapa besar kerugian tersebut.
Analis dari Citibank memperkirakan bahwa Xiaomi baru akan mencapai profitabilitas setelah penjualan tahunan mencapai 300.000 hingga 400.000 kendaraan. Mereka memprediksi penjualan Xiaomi akan mencapai 260.000 unit pada tahun 2026.
Guna mendukung pertumbuhan ini, Xiaomi telah mengoperasikan satu pabrik kendaraan listrik yang mereka bangun sendiri. Sejak bulan Juni, pabrik tersebut telah beroperasi dengan dua shift untuk mendorong pengiriman bulanan lebih dari 10.000 unit.
Fokus pada Skala dan Inovasi
Seorang juru bicara Xiaomi mengungkapkan bahwa perusahaan saat ini fokus pada peningkatan skala bisnis kendaraan listriknya untuk mengurangi biaya per unit. Industri otomotif adalah sektor yang sangat dipengaruhi oleh skala ekonomi, dan Xiaomi menyadari bahwa mereka masih berada pada tahap awal dalam pengembangan segmen ini.
Sebagai perbandingan, produsen kendaraan listrik saingan di China, BYD, berhasil menjual 426.039 mobil pada kuartal April-Juni. Xiaomi juga menegaskan bahwa SU7 merupakan sedan listrik murni, dan biaya investasinya relatif tinggi, sehingga membutuhkan waktu untuk mencerna biaya tersebut.
Lei Jun, salah satu pendiri Xiaomi yang juga seorang miliarder, menyatakan pada bulan Maret bahwa ia berencana untuk menginvestasikan puluhan miliar selama beberapa tahun ke depan untuk membangun divisi kendaraan listrik Xiaomi dan teknologi mobil lainnya.
Visi Xiaomi untuk SU7 adalah menciptakan mobil pintar yang dapat bersaing dengan Tesla milik Elon Musk, namun dengan harga yang lebih sesuai dengan pendapatan rata-rata di China.
Baca Juga: Pada Kuartal II 2024, Pendapatan Xiaomi Naik 32% Menjadi 88,9 Miliar Yuan
Masa Depan Xiaomi di Industri EV
Xiaomi tidak hanya berhenti pada SU7. Perusahaan ini berencana untuk membangun berbagai model kendaraan listrik lainnya di masa depan, meskipun belum ada detail spesifik yang diungkapkan.
Selain itu, Xiaomi juga berambisi untuk menghadirkan fitur-fitur canggih dalam jajaran kendaraan listriknya, termasuk kemampuan mengemudi dan parkir otomatis serta asisten kecerdasan buatan berbasis suara yang akan sepenuhnya tersedia bulan ini.
Secara keseluruhan, Xiaomi mencatat hasil yang kuat untuk kuartal kedua, dengan penjualan di semua sektornya meningkat 32% menjadi 88,7 miliar yuan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Pendapatan bersih juga naik 38% menjadi 5 miliar yuan, dari 3,6 miliar yuan pada kuartal kedua tahun lalu.
Dengan langkah-langkah ambisius ini, Xiaomi menunjukkan keseriusannya untuk menjadi pemain utama di industri kendaraan listrik global, sambil tetap mempertahankan posisinya sebagai salah satu raksasa teknologi terkemuka di dunia.