wmhg.org – LONDON. Yordania telah meminta semua maskapai penerbangan yang mendarat di bandaranya untuk membawa bahan bakar cadangan yang bisa bertahan selama 45 menit. Para ahli menganggap permintaan ini sebagai tindakan pencegahan jika terjadi serangan Iran terhadap Israel.
Beberapa maskapai penerbangan telah menghindari wilayah udara Iran dan Lebanon serta membatalkan penerbangan ke Israel dan Lebanon. Penghindaran ini karena kekhawatiran akan kemungkinan konflik di wilayah tersebut meningkat setelah pembunuhan anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah pekan lalu.
NOTAM, pemberitahuan keselamatan yang diberikan kepada pilot, dikeluarkan pada hari Minggu (4/8) oleh otoritas Yordania. Otoritas meminta semua maskapai penerbangan untuk membawa bahan bakar cadangan karena alasan operasional. Pemberitahuan ini berlaku hingga pukul 22.00 GMT pada hari Selasa.
Dalam sebuah buletin, OPSGROUP, sebuah organisasi berbasis keanggotaan yang berbagi informasi risiko penerbangan, mengatakan bahwa langkah tersebut diambil sebelum penutupan wilayah udara Yordania yang diantisipasi, sebuah langkah peringatan jika terjadi serangan terhadap Israel oleh Iran.
NOTAM Yordania relevan karena dalam serangan udara bulan April terhadap Israel, Yordania adalah negara pertama yang menutup wilayah udaranya melalui NOTAM, jauh sebelum Israel, Iran, atau Irak, kata Mark Zee, Kepala Eksekutif OPSGROUP, kepada Reuters.
45 menit tersebut dimaksudkan untuk menyediakan bahan bakar tambahan yang cukup bagi pesawat untuk meninggalkan wilayah udara Yordania dan mendarat di tempat lain, tambah Zee.
Penutupan wilayah udara yang terkait dengan perang dapat menimbulkan pembatasan yang signifikan terhadap lalu lintas udara.
Perang di Ukraina, misalnya, telah menimbulkan pembatasan yang signifikan terhadap wilayah udara Eropa, yang sudah berada di bawah tekanan akibat pemogokan kontrol lalu lintas udara dan permintaan perjalanan yang tinggi.
Di Timur Tengah, para ahli mengatakan dampaknya bisa lebih besar lagi.
Serangan Iran terhadap Israel akan mengakibatkan penutupan beberapa rute udara yang paling padat di dunia, kata Ian Petchenik, juru bicara pelacak penerbangan FlightRadar24.
Penutupan wilayah udara ini akan memaksa pesawat terbang ke koridor yang semakin menyempit di utara dan selatan. Penutupan rute ini secara terus-menerus akan menjadi penataan ulang lalu lintas udara internasional yang monumental, imbuh Petchenik.