wmhg.org – JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan hanya mencapai 4,9%-5% secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2024. Proyeksi ini lebih rendah bila dibandingkan pada kuartal I-2024 yang tercatat 5,11% yoy.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal menilai sektor konsumsi rumah tangga mengalami pelemahan pada kuartal II-2024. Hal ini lah yang menjadikan pertumbuhan ekonomi ikut terkontraksi.
Ini dikarenakan faktor penyumbang PDB (Produk Domestik Bruto) yaitu konsumsi rumah tangga mengalami pelemahan, sehingga ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, kata Faisal kepada Kontan, Jumat (2/8).
Ditambah lagi, faktor konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) dan Government Expenditure juga ikut berkurang pertumbuhannya karena sudah melewati momen pemilihan umum (Pemilu). Sekarang di kuartal II-2024 berkurang, ujarnya.
Namun, Faisal juga memprediksi, sektor investasi mengalami peningkatan pada kuartal II-2024, meski belum setinggi pada pra-pandemi. Sementara kinerja ekspor-impor akan surplus lebih tipis dibandingkan pada kuartal I-2024.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 akan tetap tumbuh di atas 5%.Â
Kami memperkirakan untuk triwulan II-2024, berarti antara April-Mei-Juni akan tumbuh di 5,0% atau bahkan sedikit di atas 5,0% secara year-on-year, kata Sri Mulyani sekaligus Ketua KSSK dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (2/8).
Sri Mulyani menjelaskan konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024.Â
Selain itu, Sri Mulyani juga memperkirakan kinerja ekspor Indonesia untuk sektor manufaktur dan pertambangan akan meningkat pada kuartal II-2024.
Terutama kedua tujuan negara emerging yang sekarang memiliki peran yang makin besar yaitu India dan Tiongkok. Kedua negara ini merupakan mitra dagang utama Indonesia, ujarnya.