wmhg.org – NUSA DUA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa transisi energi mampu menghemat subsidi hingga Rp 45 triliun – Rp 90 triliun per tahun yang dilakukan secara bertahap.
“Jadi, kalau kita lakukan secara bertahap dalam satu tahun ke depan, saya kira kita bisa menghemat Rp 45 sampai Rp 90 triliun setahun. Itu angka yang sangat besar kan,” ujarnya saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9).
Menurutnya dari besarnya penghematan tersebut tentunya bisa digunakan untuk kepentingan yang lebih baik lagi ke depannya.
Adapun langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk melancarkan transisi energi tersebut di antaranya menghentikan operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten.Berikutnya, penerapan standar emisi karbon ke pelaku industri hingga mendorong penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
“Mobil-mobil EV, motor EV bertahap akan terus kita dorong untuk jalan, karena ini buat kepentingan kita semua dan akhirnya juga akan menghemat subsidi,” terang Luhut.
Lebih lanjut, Luhut menambahkan, bila transisi energi ini tak segera dilakukan maka polusi udara di Jakarta bakal semakin parah dan akan menimbulkan penyakit sehingga berdampak pada pengeluaran pemerintah.
“Penyakit itu dari hitungan yang kita dapat, pemerintah mengeluarkan hampir Rp 38 triliun dari BPJS dan pengobatan pribadi. Jadi, kita harus tangani semua,” tandasnya.