wmhg.org – JAKARTA. Pendapatan korporasi atau perusahaan-perusahaan di Indonesia yang turun menjadi salah satu signal bahwa perekonomian Indonesia belum membaik.
Mengutip berita Reuters, perusahaan di Indonesia, Australia dan India rata-rata mengalami sedikit penurunan selama sebulan terakhir.
Ini berbeda jika dibandingkan proyeksi untuk perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang melonjak 8%, sedangkan proyeksi untuk perusahaan-perusahaan Taiwan dan Jepang naik 5%.
Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalia Situmorang menyampaikan, kondisi pendapatan dan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang turun terefleksi dari kondisi ekonomi makro dan kinerja perusahaan.
Menurutnya, kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi, menekan laju permintaan harga komoditas dan ekspor domestik. Salah satu implikasinya kinerja perusahaan meliputi industri pengolahan dan pertambangan di domestik.
“Dampak lanjutan dari perlambatan global dan China khususnya juga mempengaruhi perlambatan ekonomi domestik,” tutur Ana kepada Kontan, Jumat (30/8).
Perlambatan tersebut, kata Ana, tentunya akan memengaruhi kinerja korporasi domestik, selain dari margin profit maupun laba bersih, tercermin juga kalau sebagian korporasi menahan ekspansi usahanya yang tercermin dari Capital Expenditure yang terkontraksi.
Di samping itu, Ia juga melihat Indonesia dan Australia trennya relatif sama. “Karena Australia, big player di batubara. Jadi saat harga dan permintaannya tertekan ya relatif sama dampaknya, selain dari makro tetapi juga kinerja korporasinya,” ungkapnya.