wmhg.org – Masih ingat dengan butir-butir Pancasila? Butir-butir Pancasila merupakan pedoman praktis bagi pengamalan Pancasila. Terdapat 45 butir-butir Pancasila yang merupakan penjabaran dari 5 sila dalam Pancasila. Dengan mengetahui butir-butir ini, maka akan semakin mudah bagi kita untuk memahami dan mengamalkan Pancasila. Berikut 45 butir-butir Pancasila beserta contoh pengamalannya, mengutip dari laman Kemendikbud.
Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa
- Bangsa Indonesia Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh: Memiliki dan meyakini satu agama dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai norma agama yang berlaku. - Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Contoh: Tidak mengganggu ibadah agama yang lain. - Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh: Menghormati sesama manusia. - Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh: Kita harus hidup rukun meskipun beda agama karena kita satu bangsa Indonesia - Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh: Setiap manusia bebas memilih agama yang sudah disahkan pemerintah. - Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Contoh: Saling menghormati ketika ada pemeluk agama lain yang sedang menjalankan ibadah. - Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Contoh: Kita dilarang memaksakan suatu agama kepada orang lain karena itu urusan dia dengan tuhannya, kita hanya diwajibkan mengigatkan saja.
Sila ke-2: Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh: Tidak boleh sewenang-wenang/ kurang bermartabat terhadap sesama, sebab manusia mempunyai hak asasi yang sama - Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Contoh: Kita perlu menyadari bahwa kita hidup memang berbeda beda dari suku, ras, maupun agama yang berbeda, karena perbedaan itu memang ada. - Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Contoh: Tidak boleh menyakiti sesama manusia, dan diharapkan agar hidup rukun. - Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Contoh: Bersedia mengikuti kerja bakti dengan berbaur masyarakat yang lain. - Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Contoh: Tidak boleh memperlakukan orang lain secara semau kita sendiri atau yang buruk. - Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Contoh: Saling menghormati dan menghargai. - Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Contoh: Memberi bantuan kepada orang lain yang butuh pertolongan. - Berani membela kebenaran dan keadilan.
Contoh: Sebagai manusia kita perlu menjunjung suatu kebenaran, jangan yang salah malah dibenarkan. Kita perlu hidup adil terhadap sesama manusia. - Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Contoh: Sebagai bangsa Indonesia, ketika saudara kita yang berada jauh mendapat musibah, kita perlu membantunya karena mereka masih satu bangsa dengan kita. - Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Contoh: Manusia merupakan mahkluk sosial. Jadi manusia tidak dapat hidup sendiri, perlu adanya saling membantu satu sama lain
Sila ke-3: Persatuan Indonesia
- Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Contoh: Bila di negara kita ada suatu masalah, bukan berarti kita malah pindah negara. Kita perlu berbuat sesuatu yang bisa kita lakukan agar masalah tersebut terselesaikan. - Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
Contoh: Kita perlu ikut berpatisipasi berjuang apabila negara Indonesia terancam keamanannya. - Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Contoh: Menghargai produk-produk dalam negeri, dan jangan selalu produk menggunakan buatan dari luar, karena kita perlu ikut mensejahterakan perekonomian nasional. - Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
Contoh: Menjaga sumber daya dan kelestarian bumi yang ada di Indonesia. - Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Contoh: Bila kita belum menjaga ketertiban dunia, kita bisa mulai dari yang terkecil seperti mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan di lingkungan kita. - Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Eka.
Contoh: Tidak diperkenankan membeda-bedakan antara suku, ras dan agama satu dengan lainnya. - Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Contoh: Menjunjung tinggi nilai persatuan bangsa tanpa memandang suku, agama, dan ras.
Sila ke-4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran / perwakilan
- Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
Contoh: Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban sama memperoleh pendidikan - Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
Contoh: Tidak boleh kita terlalu memaksa kehendak sendiri terhadap orang lain, apalagi melakukan penyuapan. - Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Contoh: Ketika ada perbedaan kita perlu mengutamakan aspek bermusyawarah, tidak boleh mau menang sendiri. - Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
Contoh: Dalam bermusyawarah perlu tercapainya hasil yang telah disepakati bersama dengan mendukung aspek kekeluargaan. - Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
Contoh: Kita perlu patuh, menerima dan hormat terhadap suatu keputusan yang sudah disepakati dan dimufakati. - Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
Contoh: Dalam menerima suatu keputusan, kita perlu ikhlas dalam menjalaninya. - Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Contoh: Di dalam bermusyawarah perlu mengutamakan kepetingan bersama daripada kepentingan pribadi - Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Contoh: Bermusyawarah kita perlu dalam keadaan dingin dan tidak emosi. - Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Contoh: Dalam pengesahan keputusan sehendaknya keputusan tersebut sesuai dengan norma pada Tuhan YME serta tetap mempertahankan martabat. - Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Contoh: Mempercayai penuh dan menyerahkan terhadap wakil-wakil terpilih untuk menjalankan tugasnya.
Sila ke-5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Contoh: Wajib hukumnya saling menghormati terhadap sesama manusia untuk tercapainya sikap kekeluargaan - Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Contoh: Dalam berkehidupan, perlu hidup adil terhadap manusia, termasuk dalam hal memberi hukuman terhadap pelaku kejahatan seperti koruptor. - Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Contoh: Dalam hidup, antara hak dan kewajiban haruslah seimbang. Misal, kita berhak memperoleh kenyamanan berkendara, tapi wajib hukumnya menaati peraturan lalu lintas yang berlaku. - Menghormati hak orang lain.
Contoh: Saling menghormati, baik, dan rukun terhadap sesama manusia - Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Contoh: Pengusaha yang memiliki kemampuan finansial lebih bisa memberi bantuan modal usaha kepada orang-orang di sekitarnya dengan bunga 0%.. - Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
Contoh: Bersifat sewajarnya terhadap sesama, misal jangan sampai memberatkan orang lain apalagi sampai jatuhnya pemerasan. - Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
Contoh: Bersikap hemat, lebih baik sisihkan uang untuk orang yang lebih membutuhkan. - Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Contoh: Jangan sampai dalam hidup kita membuat susah tetangga kanan dan kiri, misal membangun pabrik industri tapi limbah dibuang sembarangan yang merugikan masyarakat di sekitar kita. - Suka bekerja keras.
Contoh: Hidup jangan banyak mengeluh, kita perlu kerja keras dan cerdas untuk memenuhi kebutuhan keluarga. - Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Contoh: Dalam hidup jangan mengklaim hak yang memang sudah dipantenkan pemiliknya. Apabila memang mau digunakan untuk kepentingan kita, ada baiknya disertakan sumber dan pengarangnya - Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Contoh: Melakukan kegiatan yang membangun, seperti bela negara, kerja bakti, gotong royong, dan lain sebagainya.