wmhg.org – Selain ada sosok Iqbal Ramadhan, seorang aktivis yang merupakan anak Jenderal Moerdiono, ternyata ada sosok lain yang punya profesi sama dan juga anak seorang petinggi Angkatan Darat.
Nama Iqbal Ramadhan yang merupakan anak dari Jenderal Moerdiono baru-baru ini hangat jadi sorotan setelah alami kekerasan saat unjukrasa di Gedung DPR.
Gegara peristiwa itu, latar belakangnya sebagai anak jenderal pun belakangan banyak dikulik dan menyedot perhatian publik.
Belakangan ternyata, ada sosok aktivis lainnya yang juga memiliki latar belakang anak seorang jenderal Angkatan Darat. Sosok itu bernama Faye Simanjuntak.
Ya, bila menengok identitas dari nama belakangnya, dara kelahiran 10 April 2002 itu merupakan putri dari Jenderal Maruli Simanjuntak yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
Faye yang merupakan anak dari mantan Komandan Grup 2 Kopassus itu diketahui merupakan seorang aktivis.
Berbeda dengan sang ayah yang berkecimpung di dunia militer, Faye jamak dikenal sebagai aktivis Hak Asasi Manusia. Dalam kegiatannya sebagai aktivis, ia banyak berkecimpung dalam perlindungan anak.
Melalui bendera Rumah Faye, cucu dari Luhut Binsar Pandjaitan itu banyak melakukan aktivitas melawan kejahatan perdagangan manusia dan prostitusi anak.
Menurut informasi dari Luhut, Faye telah menapaki jalannya sebagai aktivis HAM sejak menginjak usia 11 tahun.
Mengutip dari Harian Kompas pada Oktober 2018, Faye mulai tergugah terhadap isu prostitusi anak ketika mendapat tugas dari sekolah di bangku kelas VI SD.
Perhatiannya terhadap isu tersebut makin kuat setelah membaca data yang dirilis End Child Prostitution dimana sebanyak 43 persen anak-anak berusia di bawah 14 tahun jadi korban perdagangan manusia.
Perhatiannya dalam melawan prostitusi anak membuat Faye Simanjuntak pernah masuk sebagai finalis Children Peace Prize yang diadakan oleh Kids Rights di Den Haag, Belanda. Ketika itu usianya masih 15 tahun.
Dalam perkembangannya, selain melawan prostitusi anak, Faye juga turut aktif dalam membela hak-hak perempuan.
Ia bahkan sempat terlibat dalam kampanye menentang tes keperawanan dalam seleksi penerimaan tentara perempuan di lingkup TNI. Belakangan tes tersebut kemudian dihapuskan, tepatnya pada Agustus 2021.