wmhg.org – Hary Tanoe diniilai tak harus menunjuk putrinya, Angela Tanoesoedibjo sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Perindo jika tujuannya hanya untuk memudahkan partainya menggaet kalangan anak muda.
Pernyataan itu disampaikan oleh pengamat politik, Siti Zuhro menanggapi sikap Hary Tanoe yang lengser dari posisi Ketum Perindo dan menunjuk putrinya sebagai penerus.
Peneliti LIPI itu pun menduga kalau Hary Tanoe sebenarnya punya alasan lain menunjuk langsung putri sulungnya itu untuk menggantikan posisinya di Perindo.
Komunikasi itu bisa dilakukan dengan tokoh-tokoh yang merepresentasikan dari partai itu. Golkar juga Ketumnya bukan orang muda, tapi orang-orang mudanya Golkar bisa berkomunikasi. Jadi tergantung siapa yang dipercaya oleh ketum untuk menjadi pembicara atau juru bicaranya, kata Siti kepada wmhg.org saat dihubungi, Kamis (1/8/2024).
Saat Hary Tanoe masih menjabat sebagai ketua umum, posisi Angela sebelumnya sebagai Ketua Harian DPP Perindo juga dinilai bisa menjangkau komunikasi dengan siapa pun.
Jadi menurut saya yang tahu persis alasannya hanyalah HT (Hary Tanoe), dalam hal ini mengapa Angela itu ditunjuk gitu kan. Kalau menurut saya tidak satu tunggal alasannya, ujar peneliti Utama Politik Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN) tersebut.
Adanya alasan khusus lain makin mencuat karena proses penunjukan Angela sebagai Ketua Umum dilakukan tanpa proses pemilihan di dalam partai. Menurut Siti, cara itu sebenarnya tidak santun dalam politik.
Meskipun Angela memang anak dari pendiri partai Periondo, Siti menegaskan bahwa harus tetap ada mekanisme yang jelas dan transparan dalam pemilihan pimpinan partai.
Kalau Angela itu dianggap mumpuni, profesional, kompetisikan dia dengan kader-kader lain yang sudah lama ikut terjun di partai Perindo, kata Siti.
Kini, pasca melepas jabatannya sebagai ketua umum, Hary Tanoe masih ada dalam jajaran Partai Perindo sebagai Ketua Majelis Persatuan.