wmhg.org – Menteri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah mendapatkan gelar doktor di Universitas Indonesia (UI) dalam waktu 1,8 tahun. Rentang waktu tersebut dinilai cepat untuk menempuh jenjang pendidikan S3.
Guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Dr Cecep Darmawan menjelaskan bahwa kebanyakan butuh waktu panjang untuk menempuh jenjang pendidikan S3 hingga bisa dinyatakan lulus.
Kalau untuk doktor sebenarnya butuh waktu relatif panjang, melalui proposal, disertasi segala macam. Tapi kalau ada yang lebih cepat, tidak dilarang kalau aturannya memungkinkan. Artinya, Pak Bahlil luar biasa dibandingkan kandidat doktor lain, kata Cecep kepada .com dihubungi Kamis (17/10/2024).
Pendidikan S3 sendiri dibagi dalam dua jalur, yakni by course (BC) dan by reasearch.
Berdasarkan keterangan UI, Bahlil menempuh pendidikan S3 Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) jalur riset.
Cecep menjelaskan bahwa S3 jalur riset biasanya dijalankan tanpa menempuh kelas perkuliahan seperti biasa. Melainkan, mahasiswa harus langsung mempersiapkan disertasi.
Jangan dianggap by research gampang karena tidak kuliah. Justru pengerjaan lebih sulit karena dia harus menyiapkan pembelajaran mandiri kemudian juga harus melaporkan, biasanya artikel jurnal yang mau diterbitkan. Bahkan, bisa jadi lebih sulit dari by course, tuturnya.
Masa waktu yang ditempuh Bahlil sempat jadi perdebatan di media sosial karena dinilai terlalu cepat.
Meski begitu, UI sendiri menyatakan kalau ketentuan itu telah sesuai dengan Peraturan Rektor UI Nomor 016 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI.
Pada pasal 14 disebutkan bahwa Program Doktor dirancang untuk enam semester dan dapat ditempuh sekurang-kurangnya dalam empat semester dan selama-lamanya sepuluh semester.
Setiap kampus punya aturan masing-masing, tapi juga ada aturan-aturan dari Dikti. Kalau sudah terpenuhi dan memang bisa begitu, berarti pak Bahlil luar biasa bisa secepat itu dan bisa sesingkat itu. Karena pendidikan doktor memang panjang, ujarnya.