wmhg.org – JAKARTA. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statiska (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan warga miskin mayoritas penduduk miskin di Indonesia berasal dari sektor pertanian.
Hal ini disampaikan Amalia setelah menghadiri rapat koordinasi bersama Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Kementerian Sosial (Kemensos), perwakilan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Kementerian Koperasi.
Amalia mengatakan, ada beberapa data yang bisa digunakan untuk pengentasan kemiskinan, terdapat data kemiskinan makro dan data kemiskinan mikro yang akan diintegrasi sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjadi data tunggal.
“Kami menyampaikan dari berbagai data yang kami miliki ada beberapa hal yang bisa menjadi pencermatan. Pertama adalah bahwa orang miskin itu mayoritas berada di sektor pertanian,” kata Amalia dalam konferensi pers Penyelarasan Kebijakan Pengentasan Kemiskinan, Jumat (22/11).
Menurut data yang dirilis BPS, persentase penduduk miskin yang bekerja di sektor pertanian mencapai 47,94% dari total penduduk miskin.
Menurut dia, sebelum menargetkan orang miskin yang akan diberikan bantuan, perlu untuk mencermati karakteristiknya terlebih dahulu.
“Kalau karakteristik orang miskin yang itu nanti adalah orang usia kerja dan kemudian karena ketidakmampuannya untuk tidak bisa bekerja sehingga miskin, maka nanti diarahkan bagaimana dia bisa bekerja,” ujarnya.
Lebih lanjut, jika karakteristik orang miskin yang memang sudah tidak bisa bekerja karena sudah tua, maka artinya pengentasan kemiskinan tersebut akan berbentuk lain.
“Artinya, dari berbagai karakteristik, dari sektor mana orang miskin berada itu menjadi salah satu input berharga untuk para menteri dan BP Taskin menyusun program yang lebih tepat sasaran,” pungkas Amalia.