wmhg.org – Sebuah unggahan video di YouTube pada 9 September menyebar luas dengan narasi bahwa Partai Perubahan, yang akan didirikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, akan bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang diusung oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Video tersebut mengundang perdebatan tentang masa depan politik Anies Baswedan pasca-Pilkada 2024.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“PARTAI ANIES MASUK KIM PLUS ?, QODARI MULAI CARI MUKA ? @garispolitik1320”
Mengutip hasil penelusuran ANTARA, narator dalam video tersebut hanya membacakan artikel Fajar.co.id yang berjudul “Qodari: Partai yang Didirikan Anies Berpotensi Jadi yang Terbesar di Indonesia”.
Artikel tersebut berisi tentang pandangan Muhammad Qodari, seorang pengamat politik, tentang potensi politik Anies Baswedan yang masih memiliki popularitas kuat, terutama di Jakarta.
Menurut Qodari, jika Anies memutuskan untuk mendirikan partai politik, ada peluang besar bagi partainya untuk menjadi kekuatan utama di Indonesia. Saat ini, Anies berhasil meraih sekitar 25 persen dalam survei terbaru di tingkat nasional.
Qodari memprediksi bahwa popularitas Anies bisa berubah dalam lima tahun ke depan, namun ia melihat bahwa saat ini dukungan yang tinggi di Jakarta dan nasional dapat menjadi basis kuat bagi partai politik yang ia dirikan.
Selain itu, dalam video tersebut juga terdapat pandangan pengamat politik lain, Refly Harun, yang memberikan tanggapannya terhadap pandangan Qodari dalam video YouTube terpisah, menyoroti kompleksitas dan dinamika politik yang mungkin mempengaruhi langkah politik Anies ke depan.
Selain itu, hingga saat ini, Anies Baswedan sendiri menegaskan bahwa dirinya belum mendirikan partai. Melalui sebuah video klarifikasi, Anies juga mengaskan bahwa dirinya belum pernah membuka pendaftaran untuk bergabung ke partainya.
Anies menyatakan bahwa segala bentuk ajakan seperti pendaftaran ke partainya merupakan keliru dan hoaks.