wmhg.org – Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) semakin memanas, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan pembakaran uang dan ban.
Pantauan wmhg.org, pembakaran uang tersebut dilakukan karena mahasiswa menilai bahwa pemerintah saat ini sangat membutuhkan uang, mereka ramai-ramai melempar uang ke depan pembatas jalan.
Mana teman-teman uangnya, lempar-in semuanya, pemerintah kita sangat butuh uang, kata salah satu koordinator lapangan BEM SI di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2024).
Selain itu, terdapat himbauan dari pihak kepolisian agar koordinator lapangan tidak menggunakan orasi yang memancing terjadinya kerusuhan saat aksi unjuk rasa berlangsung.
Kami beritahukan untuk koordinator lapangan agar tidak memprovokasi dalam orasinya, ruas jalan ini akan dibuka untuk pengguna jalan, ucap salah satu pimpinan polisi di lapangan.
Walaupun imbauan polisi sudah diberikan, aliansi gabungan mahasiswa BEM SI tidak gentar dan terus memberikan aspirasinya di lapangan.
Maju terus temen-temen, jangan mundur, penderitaan rakyat lebih hina, harus kita perjuangankan temen-temen, kalau bukan mahasiswa siapa lagi yang berani, tegas dalam orasinya.
Koordinator lapangan BEM SI turut memberikan semangat kepada para peserta unjuk rasa lainnya agar selalu satu komando dalam memperjuangkan hak masyarakat.
Ayo temen-temen bakar lagi uangnya, kita gak akan mundur sampai ada orang pemerintahan yang menemui kita, rapatkan barisan, saling lihat teman-temannya, pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ikut berunjuk rasa menolak kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen. Aliansi gabungan mahasiswa Se-Indonesia itu menggelar aksi di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, sore tadi.
Mereka hadir sekira jam 16.19 WIB dengan mengenakan almamater dari universitas masing dan membawa bendera identitasnya.
Selain itu, mereka juga menyanyikan mars Buruh Tani untuk mengobarkan semangat peserta unjuk rasa.
Mahasiswa yang hadir tersebut berasal dari sejumlah kampus di sekitaran Jabodetabek, seperti Universitas Negeri Jakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Dewantara, Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU), Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Bojongsari. (Moh Reynaldi Risahondua).