wmhg.org – Aksi premanisme dilakukan sekelompok massa tak dikenal yang membubarkan diskusi Silaturahmi Kebangsaan Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional yang digelar di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Sabtu (28/9/2024) pagi.
Massa tersebut mencabut spanduk acara di dalam area diskusi sambil berteriak-teriak untuk membubarkan jalannya diskusi. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan apa yang terjadi tersebut merupakan penjelamaan perilaku rezim.
Apa yang disaksikan tadi sungguh memalukan, bagi saya ini adalah penjelmaan dari perilaku rezim yang memang cenderung berbuat kejahatan dan apa yang terjadi tadi adalah kejahatan demokrasi, katanya dalam konferensi pers yang disiarkan dari Kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (28/9/2024).
Dalam agenda yang digelar Forum Tanah Air (FTA) hadir sejumlah tokoh seperti Refly Harun, Said Didu, Sunarko, dan tokoh lainnya. Dalam pernyataan selanjutnya, Din mengungkapkan aksi premanisme tersebut sangat mengganggu dan merusak kehidupan dan kebangsaan serta kenegaraan.
Kita membiarkam mereka berorasi sebagai manifestasi demokrasi. Tapi ketika masuk dan merusak ini adalah anarkhisme yang saya tidak hanya memalukan tapi mengganggu dan merusak kehiduapn kebangsaan dan kenegaraan kita, ujarnya.
Dalam sejumlah video yang diterima wmhg.org, sebelum membubarkan paksa dan melakukan aksi premanisme tersebut, sekelompok massa itu menggelar aksi dan orasi di luar area diskusi.
Sementara di video lainnya terlihat massa memasuki ruangan dan mencabut spanduk diskusi yang membuat tamu serta undangan yang hadir menjadi histeris melihat aksi anarkhisme tersebut.
Din sendiri menyayangkan aparat kepolisian yang hanya membiarkan aksi premanisme tersebut terjadi di dalam ruangan diskusi.
Terus terang, ini tidak bisa tidak dilepaskan dari perilaku rezim yang anarkhis terhadap rakyatnya. Dan polisi, mohon maaf saya katakan terus terang, tidak berfungsi sebagai pelindung dan pengayom rakyat sebagaimana yang menjadi slogan.
Ternyata diam saja, saya sungguh memprotes keras polisi yang berdiam diri bahkan membiarkan aksi-aksi anarkhisme.