wmhg.org – JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 5%, lebih rendah dari target dalam APBN 2025 sebesar 5,2%.
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, M Rizal Taufikurahman, menyampaikan, meski pertumbuhan ekonomi 2025 penuh dengan tantangan, baik dari faktor global maupun domestik. Namun, beberapa sektor diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
Di antaranya, sektor digital dan teknologi informasi, yang terus berkembang dengan pesat, terutama melalui peningkatan e-commerce dan platform digital.
“Selain itu, transisi energi ke sumber yang lebih ramah lingkungan, seperti tenaga surya dan bioenergi, juga menjadi prioritas investasi untuk mendukung keberlanjutan ekonomi,” kata Rizal kepada Kontan, Minggu (22/12).
Di sisi lain, sektor manufaktur berbasis ekspor juga tetap menjadi andalan, dengan produk seperti elektronik, otomotif, dan tekstil yang memiliki daya saing di pasar global.
Sektor pertanian dan agribisnis juga diperkirakan terus berkontribusi, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun ekspor komoditas unggulan seperti kelapa sawit dan kopi.
Sementara itu, pariwisata yang perlahan pulih pasca-pandemi diharapkan dapat mendorong ekonomi kreatif, termasuk industri fesyen, musik, dan film yang semakin diminati.
Selanjutnya, dari sisi pembangunan infrastruktur juga menjadi salah satu sektor yang strategis, dengan proyek-proyek seperti jalan tol dan kawasan industri yang mendukung konektivitas nasional.
Di samping itu, sektor keuangan berbasis teknologi atau fintech diperkirakan terus berkembang, terutama untuk mendukung akses keuangan bagi UMKM.
“Dengan penguatan kebijakan pemerintah dalam mendorong investasi dan hilirisasi industri, sektor-sektor ini diharapkan mampu menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025,” tandasnya.