wmhg.org – Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap mengkritik pantun yang disampaikan Ketua sementara KPK Nawawi Pomolango.
Sebab, alih-alih menyelesaikan kasus dugaan gratifikasi pada penggunaan jet pribadi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep, Nawawi justru menyampaikan pantun yang menyindir Kaesang.
“Tidak perlu sindir menyindirnya, seharusnya yang dilakukan oleh KPK sebagai penegak hukum ya menuntaskan kasus gratifikasi Kaesang. Ngapain juga pakai pantun pantun seperti itu?” kata Yudi kepada wmhg.org, Selasa (24/9/2024).
Dia juga menegaskan bahwa Nawawi memiliki tugas untuk menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan putra bungsu Presiden Joko Widodo itu.
“Jadi tugas Pak Nawawi ya bukan berpantun, tapi tugasnya adalah menuntaskan kasusnya Kaesang,” tegas Yudi.
Sebelumnya, Nawawi menyampaikan pantun yang menyindir penggunaan jet pribadi oleh putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang.
Sebelum menyampaikan pantun, Nawawi meminta agar setiap baitnya tidak disahuti dengan kata ‘cakep’ tetapi ‘COI’ yang artinya conflict of interest.
“Pernyataan cakep tapi diganti dengan kata COI artinya conflict of interest. Jadi selalu mengingatkan kita bahwa conflict of interest itu sangat-sangat hati-hati untuk mengelolanya,” kata Nawawi Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/2024).
Lebih lanjut, Nawawi menyampaikan dua pantun buatannya yang menyindir soal dugaan gratifikasi pada penggunaan jet pribadi putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang.
“Sang anak jualan pisang, si bapak pengusaha terasi. Jangan naik pesawat terbang, kalau taiketnya dari gratifikasi,” ucap Nawawi menyampaikan pantun.
“Burung pipit burung merpati, bersiul riang di atas dahan. Jangan mimpi nebeng jet pribadi, kalau cuma jualan pisang,” lanjut dia.