wmhg.org – JAKARTA. Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) sudah berlangsung hampir 8 tahun, atau sudah dilakukan 18 kali pertemuan. Namun, hingga saat ini belum juga ada kesepakatan terkait perjanjian dagang tersebut.
Ketua European Business Chambers of Commerce (EuroCham) atau Kamar Dagang Eropa Francois de Maricourt berharap, perjanjian ini bisa ditandatangani pada 2025 mendatang. Padahal sebelumnya IEU CEPA ditargetkan diselesaikan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Sayangnya, itu belum tercapai. Menteri mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memajukan hal ini. Namun, untuk itu diperlukan kompromi dari kedua belah pihak. Jadi, saya berharap, mudah-mudahan tahun depan perjanjian ini bisa ditandatangani dan disepakati,” tutur Maricourt kepada awak media, Senin (9/12).
Ia menyayangkan, belum ditandatanganinya IEU CEPA juga turut membuat Indonesia sulit bersaing dengan negara lainnya dalam hal perdagangan.
Maricourt mencontohkan, ketika Vietnam menandatangani perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif dengan Uni Eropa (UE), ekspor Vietnam ke UE meningkat secara signifikan.
“Saat ini, beberapa perusahaan di Indonesia sulit bersaing karena belum ada tarif khusus untuk perusahaan Indonesia karena IEU CEPA belum ditandatangani,” ungkapnya.
Maricourt berharap penandatanganan IEU CEPA bisa segera dilaksanakan agar turut bisa mendukung aliran investasi yang masuk ke Indonesia lebih banyak lagi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah menargetkan perjanjian IEU CEPA bisa diselesaikan pada kuartal I 2025.
Ia menyebut, perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.