wmhg.org – JAKARTA. Kinerja impor diperkirakan terus naik pada akhir tahun 2024, setelah sebelumnya merosot pada September 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja impor Indonesia mencapai US$ 18,82 miliar pada September 2024, atau turun 8,91% secara bulanan month to month (MtM) bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 20,67 miliar.
Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai, menurunnya impor tersebut karena adanya siklus tahunan. Sebagaimana diketahui, bila melihat ke belakang impor pada September 2021, 2022, dan 2023 tercatat menurun.
Meski begitu, David menilai, kinerja impor menjelang akhir tahun ada kecenderungan meningkat. Hal ini sejalan dengan adanya momentum Natal dan Tahun Baru.
“Harusnya menjelang akhir tahun ada pengaruh musiman kecenderungannya menguat ya (impor). Apalagi rupiah cenderung masih relatif kuat,” tutur David kepada Kontan, Selasa (15/10).
Baca Juga: BPS: Surplus Neraca Perdagangan September 2024 Mencapai US$ 3,26 Miliar
David menambahkan, menurunnya kinerja impor ini masih dalam batas aman, asalkan tidak berlangsung lebih dari tiga bulan berturut-turut.
Untuk diketahui, pada September 2024, kinerja impor terdiri dari impor minyak dan gas (migas) yang mencapai US$ 2,53 miliar, atau turun 4,53% MtM yang mencapai US$ 2,65 miliar.
Kemudian, didorong oleh impor non migas yang nilainya mencapai US$ 16,30 miliar, atau turun 9,55% MtM, bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 16,02 miliar.
Sementara itu, kinerja impor menurut penggunaan barang mengalami penurunan secara bulanan.
Di antaranya impor barang konsumsi tercatat turun 6,37% MtM atau mencapai US$ 1,85 miliar. Kemudian, impor barang baku penolong turun 9,69%, atau mencapai US$ 13,44 miliar, dan impor barang modal turun 7,15%, atau mencapai US$ 3,53 miliar.