wmhg.org-JAKARTA. Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan inflasi Januari 2025 akan mencapai 1,90% secara tahunan alias year on year (YoY).
Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan inflasi Desember 2024 yang hanya 1,57% yoy.
Sementara secara bulanan, inflasi Januari 2025 akan mencapai 0,36% month to month (mtm). Ini lebih rendah jika dibandingkan inflasi bulanan Desember 2024 yang tercatat 0,44% mtm.
Di sisi lain, inflasi inti diproyeksikana berada pada level 2,30% yoy dan 0,24% mom.
Menurut David, kenaikan inflasi Januari 2025 ini lebih banyak disebabkan oleh faktor musiman serta efek basis rendah (low base effect).
Inflasi akselerasi relatif tinggi lebih karena faktor musiman dan low base effect (volatile food di Januari 2023 turun jauh, ujar David kepada Kontan.co.id, Minggu (2/2).
David menambahkan, pada Januari 2025, inflasi secara umum masih didorong oleh kenaikan harga bahan pokok terutama cabai merah yang mengalami lonjakan signifikan secara bulanan.
Selain itu, inflasi inti juga masih mengalami akselerasi, salah satunya akibat kenaikan harga emas.
Faktor lain yang turut memberikan tekanan inflasi adalah kenaikan harga bahan bakar Pertamax meskipun dalam skala yang relatif kecil.
Lebih lanjut, ia memperkirakan bahwa inflasi pada Februari hingga Maret 2025 kemungkinan besar akan kembali melambat ke sekitar 1,5% YoY.