wmhg.org – Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa bersyukur upacara peringatan HUT ke-79 di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN) berjalan lancar, baik pengibaran bendara pada pagi hari maupun penurunan bendera pada sore hari.
Termasuk apel kehormatan dan renungan suci pada 17 Agustus dini hari yang berlangsung khidmat.
Ya, semuanya alhamdulillah dimulai dari tadi malam renungan suci. Kemudian tadi pagi dan siang dan penurunan bendera sore hari ini, alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar, semuanya berjalan dengan baik, cuaca juga sangat mendukung, kata Jokowi usai upacara penurunan bendera di Istana Negara, IKN, Sabtu (17/8/2024).
Jokowi juga mensyukuri turunnya hujan di saat istirahat usai pengibadaran bendera pada siang hari menuju sore sebelum upacara penurunan bendera.
Pas kita istirahat, hujan sehingga suasana sejuk, suasana tidak panas, suasana upacara menjadi sangat khidmat. Dan pada kesempatan yang baik ini sekali lagi kita mengucapkan dirgahayu hari ulang tahun kemerdekaan yang ke-79 untuk seluruh rakyat sebangsa dan setanah air, kata Jokowi.
Jokowi sekaligus memberikan penjelasan mengapa dalam upacara pengibaran bendera dan penurunan bendera, dirinya memakai pakaian adat. Jokowi ditanya mengapa tidak mengenakan jas pada sore hari, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Ya karena sudah disiapkan dari Setneg saya tinggal make, kata Jokowi.
Sebagi informasi, pada upacara HUT RI ke-79 di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara, Presiden Joko Widodo mengenakan busana adat Kustim yang terinspirasi dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Pakaian ini memiliki makna historis yang dalam, mencerminkan kebesaran salah satu kerajaan tertua di Indonesia, yang dianggap sebagai cikal bakal Nusantara. Istilah Kustim berasal dari kata Kustin, yang berarti kebesaran, dan dulunya hanya dipakai oleh Aji Sultan dan keluarga kerajaan dalam upacara-upacara penting.
Penampilan Presiden Jokowi dengan busana adat Kustim ini memperlihatkan apresiasinya terhadap warisan budaya Indonesia, sekaligus mempertegas kesinambungan nilai-nilai kebangsaan yang diwariskan oleh para pendahulu.