wmhg.org – Viral desain kantor desa mirip Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) bikin warganet terkejut. Sebab, desain kantor ini dirasakan lebih mirip burung Garuda dibandingkan dengan versi aslinya.
Apakah desain kantor desa ini bisa dilihat di Google Maps? Kita cek bersama yuk! Sebagai informasi, kritikan terhadap Istana Garuda karya seniman I Nyoman Nuarta muncul dari warganet yang menganggap bangunan megah tersebut lebih mirip kelelawar daripada burung.
Baru-baru ini viral video yang diunggah oleh akun Instagram @janfen_ yang memperlihatkan bangunan kantor desa mirip dengan Istana Garuda IKN. Dari informasi yang beredar, diketahui bangunan tersebut berada di desa Kuala Buayan, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Video itu memperlihatkan bangunan berbentuk burung garuda yang masih dalam tahap pembangunan. Bagian kepala burung dibuat semirip mungkin seperti garuda, sementara di bagian badan menempula juga sayap yang membentang pun mirip dengan Istana Garuda di IKN.
Perbedaan mencolok tampak dari material yang dipakai. Istana Garuda di IKN dibangun dengan material baja antikorosi yang diproduksi oleh PT Krakatau Steel. Baja tersebut terdiri dari kuningan, tembaga, galvalum. Sementara itu di Kantor Desa Kuala Buayan ini dibangun dari semen.
Penampakan Kantor Desa Mirip Istana Garuda IKN
Tidak banyak informasi yang diketahui soal desa Kuala Buayan. Berdasarkan informasi di situs resmi Kabupaten Sanggau, ada 1.669 kepala keluarga yang menetap di sana. Desa ini juga memiliki 5.178 penduduk
Penampakan satelit di Google Maps menunjukkan sebagian besar daerah tertutup pepohonan. Sayangnya, penampakan kantor desa mirip Istana Garuda IKN yang sedang dibangun ini tidak bisa dilihat lewat Google Maps.
Janfen dalam video unggahannya mengungkapkan rasa kagum kepada kepala desa dan sekaligus apresiasi terhadap IKN. Ia juga mengapreasiasi kerja kepala desanya yang selama ini telah berupaya memajukan desanya.
Video Janfen lalu diunggah ulang oleh IKN_NUsantarainfo. Reaksi warganet pada komentar terpecah dua, ada yang mengapresiasi dan memuji kantor desa dibuat mirip Istana Garuda IKN, ada juga yang mencela.
“Ini baru Istana Garuda bukan Istana Kelelawar ,” komentar @al***
“Yg Hujat IKN ,tawain ajaa .. coba anda2 yg mendesign nya? Bisa gak di aplikasikan di media besar gitu? Udah bagus kah?? Wkwk ini mah keren uyy,” sahut @me***
“Dulu wktu belum ada IKN boro2 ada kantor bupati atau lainnya bangunan nya gak ada yg melambangkan burung Garuda..sekrng udah ada IKN berlomba lomba menirunya …bahkan nyinyir seperti kelewar lah dan lain2,” ujar @lu***
Istana Garuda IKN Buatan Siapa?
Bangunan ikonik berbentuk burung Garuda dengan sayap yang mengepak di Ibu Kota Nusantara (IKN) bukan sekadar simbol, melainkan sebuah perwujudan dari filosofi mendalam tentang perlindungan dan kebesaran bangsa Indonesia. Desain megah ini adalah karya dari seniman kenamaan I Nyoman Nuarta, seorang pematung asal Bali yang telah lama dikenal dengan karya-karya monumentalnya.
Desain Istana Garuda yang menyerupai burung Garuda yang sedang memeluk, mengandung filosofi perlindungan terhadap seluruh bangsa Indonesia. Bangunan ini bukan hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menyiratkan kekuatan dan kewibawaan, mencerminkan semangat persatuan yang diusung oleh nusantara.
I Nyoman Nuarta, lahir di Tabanan, Bali pada 14 November 1951, adalah sosok di balik pembuatan patung Garuda di Istana Negara IKN. Berpengalaman dalam dunia seni patung, Nuarta menggunakan material perunggu untuk membangun patung Garuda ini. Material tersebut kemudian diberi cairan khusus, yang seiring waktu akan berubah menjadi hijau akibat proses oksidasi, memberikan kesan alami dan menambah nilai estetika pada patung tersebut. Material perunggu yang digunakan merupakan material yang sama yang digunakan dalam pembuatan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), salah satu karya monumental Nuarta lainnya.
Nuarta, yang memeluk agama Hindu, telah menempuh pendidikan seni patung di Institut Teknologi Bandung setelah sebelumnya mendalami seni lukis. Dedikasinya terhadap seni telah membawanya terlibat dalam berbagai proyek besar pemerintahan, termasuk Patung GWK yang terkenal. Patung setinggi 122 meter ini bahkan dinobatkan sebagai patung tertinggi di Indonesia, mengungguli Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya.