wmhg.org – Wakil Presiden (Wapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka tampaknya sedang gencar mempromosikan program makan bergizi gratis. Setelah sebelumnya di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, Gibran hari ini mengecek langsung uji coba makan bergizi gratis ke sekolah dasar negeri (SDN) Tugu, Solo, Jawa Tengah.
Kemarin kami uji coba di Sentul, ini di Solo untuk meninjau uji coba juga, ujar Gibran di SDN Tugu.
Pada makan bergizi gratis tersebut, menu yang diberikan kepada siswa yakni nasi, sayur, ayam, pisang, dan susu.
Selama uji coba tersebut, pihaknya terbuka dengan masukan dari berbagai pihak.
Kami akan banyak menerima masukan dan evaluasi dari guru, orang tua, komite, ahli gizi. Ini masih proses uji coba pasti banyak masukan dan evaluasi, katanya.
Namun, putra bungsu Presiden Jokowi itu membantah isu jika anggaran untuk program makan gratis itu hanya Rp7.500 per porsi.
Dia menyampaikan biaya yang dianggarkan untuk setiap porsi makanan tersebut sekitar Rp15 ribu.
Biaya antara Rp15.000 itu, enggak ada namanya anggaran Rp7.500. sekali lagi untuk generasi muda kita tidak boleh pelit, ujarnya.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan biaya makan bergizi gratis di setiap porsinya berbeda di setiap lokasinya.
Mungkin tiap kota cost-nya beda, itu nggak masalah. Ada penyesuaian, diganti menu tergantung komoditas, katanya.
Sementara itu, untuk sementara ini uji coba akan dilaksanakan di sejumlah daerah. Selain di Sentul dan Solo, beberapa daerah lain di antaranya Hambalang dan Surabaya.
Untuk daerah 3T akan kami tambahi dalam waktu dekat, karena yang di Solo dan Sentul berjalan lancar akan kami tambahi daerah lain, katanya.
Ia mengatakan pada kegiatan tersebut didukung oleh Gojek.
Yang masak merchant Gojek jadi dari UMKM semua. Banyak yang dapat dampak dari kegiatan ini, katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengapresiasi dipilihnya Solo sebagai lokasi uji coba makan bergizi gratis.
Karena beliau kemarin sebagai Wali Kota Surakarta, maka Surakarta menjadi prioritas uji coba untuk makan yang berkualitas di sekolah, katanya.
Ia mengatakan program tersebut baik untuk generasi penerus bangsa.
Kalau ini bisa dijalankan seluruh Indonesia, maka bonus demografi 2045 kita tidak terlalungoyomenyiapkan anak-anak jadi lebih sehat jasmani dan rohani, katanya.