wmhg.org – Hari raya Idulfitri atau masa lebaran dinilai bisa menjadi momentum bagi Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan reshuffle kabinet. Hal ini dikatakan pengamat politik Yusak Farhan.
Menurut Yusak, menteri-menteri tidak dalam performa terbaik dan berkinerja kurang sip, bisa saja digeser atau bahkan diganti.
Reshuffle kabinet mungkin saja dilakukan setelah lebaran. Sejumlah menteri yang performanya kurang bagus bisa saja di-reshuffle, kata Yusak kepada wmhg.org, sebagaimana dikutip Senin (31/3/2025).
Dalam pengamatannya, Yusak menilai, Prabowo perlu mengevaluasi pos-pos kementerian yang menyangkut bidang perekonomian bila memang reshuffle kabinet akan dilakukan.
Pos-pos kementerian yang dimaksud, seperti Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Investasi dan Hilirisasi, serta Kementerian Pariwisata.
Merosotnya IHSG, melemahnya rupiah dan potensi menurunnya perputaran uang pada lebaran 2025 atau lesunya ekonomi lebaran patut menjadi perhatian presiden atas kinerja sektor ekonomi, beber Yusak.
Kendati Kementerian ESDM dinilai perlu adanya evaluasi, Yusak merasa ragu Prabowo berani melakukan reshuffle terhadap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang juga merupakan Ketua Umum Partai Golkar.
Khusus Menteri ESDM, saya ragu Presiden Prabowo berani mereshuffle Bahlil. Prabowo sangat mengandalkan dukungan Golkar. Sementara Golkar kerap pasang badan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintahan Prabowo. Ini yang membuat posisi Bahlil sebagai Ketum Golkar sangat sexy, apalagi ada bayang-bayang Jokowi, kata Yusak.
Selain pos-pos kementerian bidang perekonomian, pos lain yang dinilainya patut dievaluasi adalah Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO).
Saya kira juga layak dievaluasi, kata Yusak.