wmhg.org – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2024 mencapai US$ 31,04 miliar. Surplus ini tercatat turun US$ 5,84 miliar dari 2023.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan menurunnya surplus neraca perdagangan ini karena neraca perdagangan minyak dan gas (migas) dan non migas yang juga turun dari 2023.
Neraca perdagangan migas sepanjang 2024 mencapai US$ 56,80 miliar, atau turun US$ 5,35 miliar dari tahun 2023.
“Sementara itu defisit neraca perdagangan migas mencapai US$ 20,40 miliar, atau turun 0,49 miliar dari 2023,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Rabu (15/1).
Bila dilihat secara kumulatif berdasarkan negara dan kawasan sepanjang 2024, defisit neraca perdagangan non migas kumulatif terbesar terjadi dengan China sebesar US$ 11,41 miliar, Australia US$ 4,76 miliar, dan Thailand US$ 3,84 miliar.
Sedangkan surplus neraca perdagangan terbesar adalah dengan Amerika Serikat mencapai US$ 16,84 miliar, disusul dengan India sebesar US$ 15,39 miliar, dan Filipina US$ 8,85 miliar.