wmhg.org – Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, menegaskan tidak ingin membuat program yang muluk-muluk untuk memimpin Jakarta.
Kekinian keduanya justru menyusun program dan memberi nama merujuk sejumlah karakter di sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Penamaan sesuai tokoh di sinteron yang menampilkan kehidupan keluarga Betawi tersebut hanya sebatas akronim.
Rano, selaku pemeran utama sebagai Doel memaparkan sejumlah program untuk Jakarta bila ia dan Pramono diberikan amanah oleh warga.
Nah tadi Mas Pram udah bilang program-programnya, kita nggak mau program muluk-muluk. Ini Bang Doel punya program namanya program Mas Karyo. Singkatan dari kenaikan anggaran RT/RW yang optimal, kata Rano di hadapan pendukung di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).
Rano mencontohkan dari program kenaikan anggaran optimal untuk RT/RW, yakni adanya kenaikkan dua kali lipat dari anggaran sebelumnya.
Kalau dulu insentif RT Rp2 juta, sekarang kita naikin jadi Rp4 juta. Kalau kemarin RW Rp2,5 juta, sekarang kita naikin Rp 5 juta, kata Rano.
Program kedua, kata Rano, diberi nama Pak Tile. Kepanjangannya adalah pemasangan kamera untuk ketertiban dan keamanan lingkungan. Diketahui Pramono-Rano memang memilki program untuk memasakng kamera pengawas atau CCTV di lingkungan.
Entar di setiap RT/RW kita ada CCTV. Nyahok loh, nggak bisa pacaran, kelihatan. Kita bisa lihat ni babe kalau keluar jam 11 malam mau ke mana ye, ujar Rano sembari berkelakar.
Progran ketiga, diberi nama Mpok Sarah, yang merupakan singkatan dari pembangunan pusat olahraga, seni, dan aktivitas rakyat secara murah.
Dulu di Jakarta banyak balai rakyat kan? Sekarang udah banyak ditutup. Nah Insyaallah saya udah minta sama Mas Pram. Saya mau kita bikin bangun balai rakyat karena balai rakyat ini tempat berkumpul masyarakat, kata dia.
Dia bisa olahraga, dia bisa kesenian, dia bisa PKK, dia bisa belajar apa. Bahkan untuk bisa anak pemuda kita di situ belajar, Rano menambahkan.
Politikus PDIP ini menilai keberadaan balai rakyat memiliki manfaat untuk mencegah warga, terutama anak remaja untuk melakukan aktivitas negatif. Sebab melalui balai rakyat, para remaja bisa menyalurkan dan mengekspresikam segala kegiatan positif, termasuk hobi.
Dia nggak nongkrong, dia nggak bikin geng motor, dia nggak terlibat narkoba karena nggak ada tempat buat ekspresi. Sekali lagi, insyaallah kita akan membangun apa yang memang harus kita bangun buat masyarakat, kata Rano.
Rano kembali menegaskan ia dan Pramono ogah untuk mengkampanyekan program yang terkesan muluk-muluk. Pasangan ini ingin berfokus untuk menyelesaikan persoalan keseharian warga Jakarta.
Kita nggak mau bangun muluk-muluk. Kita nggak mau mikirin yang jauh-jauh. Kita mikirin bagaimana got depan rumah kita nggak mampet. Betul gak? ujar Rano.
Nah jadi Insyaallah kalau gotnya rapi, gak kotor, air lancar, kesehatan tinggi, semangat kerja bagus, gaji juga jadi bagus. Setuju? kata Rano.