wmhg.org – Nama Connie Bakrie jadi perbincangan publik setelah mengungkap keberadaan dokumen penting milik Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto. Pengamat militer itu menyebutkan dokumen itu bakal jadi bom waktu.
Connie mengaku telah mengamankan dokumen Hasto hingga dinotariskan di Rusia, menyusul penetapan Hasto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam sebuah unggahan video di media sosial pada Kamis (25/12/2024), Connie Bakrie menjelaskan bahwa dokumen tersebut sudah disimpan dengan aman. Ia menyebut dokumen itu bisa menjadi kejutan besar yang akan terungkap di masa depan.
Dokumen ini saya titipkan dan sudah dinotariskan di Rusia. Ya, bisa saja ini jadi bom waktu. Kita lihat nanti, ujar Connie dalam video tersebut.
Connie Bakrie mengungkap bahwa dokumen itu diterimanya setelah pertemuan dengan Hasto Kristiyanto di Jakarta. Dugaan Connie, dokumen tersebut menunjukkan Hasto telah belajar dari pengalaman sebelumnya, terutama saat KPK menyita buku catatan partai PDIP dalam pemeriksaan sebelumnya.
Hasto, yang kini menjadi tersangka dalam kasus suap terkait penetapan anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024, juga diduga terlibat dalam perintangan penyidikan kasus Harun Masiku. Penetapan tersangka terhadap Hasto diumumkan melalui surat perintah penyidikan (sprindik) pada 23 Desember 2024.
Kejanggalan Penetapan Tersangka Pada Malam Natal
Dalam video tersebut, Connie Bakrie menyoroti waktu penetapan Hasto sebagai tersangka yang jatuh pada malam Natal. Meski demikian, ia mengaku tidak ingin mempermasalahkan hal tersebut. Connie berharap KPK dapat serius menangani kasus-kasus besar lainnya yang menjadi perhatian publik.
Kalau memang Mas Hasto ditetapkan sebagai tersangka pada malam Natal, saya cuma berharap KPK serius menyelesaikan kasus-kasus besar yang lebih besar, kata Connie, sembari menyinggung dugaan korupsi senilai Rp300 triliun yang juga tengah menjadi sorotan.
Connie Bakrie diketahui memiliki hubungan profesional dengan Hasto Kristiyanto. Keduanya pernah tampil bersama dalam sebuah podcast yang dipandu Akbar Faizal. Dalam diskusi tersebut, isu penetapan Hasto sebagai tersangka sempat disinggung sebelum pengumuman resmi oleh KPK.
Lantas, seperti apa latar pendidikan Connie Bakrie?
Connie Rahakundini Bakrie merupakan seorang analis militer dan pengamat pertahanan, dikenal sebagai figur dengan latar pendidikan yang kuat di bidang keamanan dan intelijen.
Connie lahir dari keluarga ilmuwan nuklir, di mana sang ayah, Bakrie Arbie, merupakan ahli nuklir yang diakui hingga mancanegara.
Sejak kecil, Connie Rahakundini Bakrie menunjukkan ketertarikan terhadap dunia nuklir, meskipun sang ibu mendorongnya untuk menekuni seni rupa.
Connie sempat mencoba masuk jurusan seni rupa di FSRD ITB, namun gagal. Ia kemudian melanjutkan studi di Billy Blue Design College, Australia, sebelum akhirnya berhenti karena lebih tertarik mendalami dunia militer.
Connie Rahakundini Bakrie memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) untuk mempelajari ilmu pertahanan.
Setelah menyelesaikan studi sarjana, Connie melanjutkan pendidikan magister di berbagai institusi bergengsi, termasuk APCSS Asia Pacific Centre for Security Studies di Hawaii dan Chevening Executive Programme di Birmingham University, Inggris.
Connie juga memperdalam keahliannya melalui program IDEAS Leadership Programme di MIT Boston, Amerika Serikat. Pendidikan doktoralnya diselesaikan di Universitas Indonesia, menegaskan komitmennya dalam bidang pertahanan dan keamanan.
Dengan latar pendidikan yang mumpuni, Connie Rahakundini Bakrie menjadi Senior Research Fellow di The INSS Institute of National Security Studies, Israel, yang memberinya wawasan tentang pertahanan negara-negara Timur Tengah.
Connie juga pernah menjadi pengajar di Sekolah Diplomat Kementerian Luar Negeri RI (Sesparlu dan Disparlu) dan menjadi pembicara di forum global seperti National Defense University (NDU) Washington D.C., dan ASEM-EU Regional Security Architecture Meetings di Swiss.
Connie Rahakundini Bakrie telah menulis dua buku penting di bidang militer, yaitu Pertahanan Negara & Postur TNI Ideal (2007) dan Defending Indonesia (2009). Namanya juga masuk dalam daftar pemimpin masa depan versi Massachusetts Institute of Technology (MIT) di bidang intelektual pertahanan keamanan Indonesia.
Selain itu, Connie sempat aktif di dunia politik sebagai kader Partai Nasdem, meskipun kemudian mengundurkan diri karena adanya perbedaan prinsip.