wmhg.org – JAKARTA. Bank Indonesia mencatat, indeks ekspektasi penghasilan sebesar 138,2 September 2024, atau turun dari bulan sebelumnya sebesar 140,0. Menurunnya ekspektasi penghasilan ini diperkirakan akan berdampak pada menurunnya kinerja penjualan eceran.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat adanya potensi risiko penurunan dari survei konsumen, yang menunjukkan apabila indeks ekspektasi penghasilan untuk seluruh kelompok pengeluaran mencatatkan penurunan pada bulan September 2024.
“Ini mungkin dapat mempengaruhi pola belanja mereka di akhir tahun,” tutur Josua kepada Kontan, Rabu (9/10).
Meski begitu, Josua berharap dengan adanya momentum libur akhir tahun, konsumsi rumah tangga bisa terdorong, sejalan dengan hasil survei BI mengenai indeks ekspektasi penjualan tiga bulan yang akan datang, tercatat naik dari 139,7 pada Juli menjadi 144,4 di Agustus 2024.
Adapun kinerja penjualan eceran pada September 2024 diperkirakan masih tumbuh melambat secara bulanan maupun tahunan.
Ini tercermin dari survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI), penjualan eceran yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) diperkirakan mencapai 210,5 pada September 2024.
IPR ini tercatat tumbuh sebesar 4,7% year on year (yoy), namun pertumbuhannya melambat bila dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,8% yoy.
Josua menilai, perlambatan IPR pada bulan September yang terjadi saat ini juga merupakan pola musiman yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Meskipun mengalami kontraksi secara bulanan, IPR kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih mencatatkan pertumbuhan secara tahunan sebesar 6,3% yoy. Selain itu, kelompok sandang juga masih tumbuh sebesar 3,1% yoy.
Salah satu penyebab kontraksi bulanan tersebut adalah normalisasi akibat tidak ada periode promo yang terjadi di bulan September.
“Ke depannya, kami melihat penjualan eceran masih dapat meningkat, terutama didorong oleh momentum hari raya Natal dan libur akhir tahun,” ungkapnya.