wmhg.org-JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyebut pertumbuhan penjualan eceran pada November 2024 diperkirakan sebesar 1,7% secara tahunan (year-on-year), sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober yang mencapai 1,5%yoy.
Meski demikian, angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada Juli dan Agustus yang masing-masing mencapai 4,5%yoy dan 5,8%yoy.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyebut, peningkatan penjualan eceran terutama didorong kenaikan konsumsi pada kategori seperti suku cadang kendaraan, makanan dan minuman, pakaian, serta bahan bakar kendaraan.
Sebaliknya, kategori peralatan komunikasi dan rumah tangga lainnya masih menunjukkan kontraksi.
Oleh karena itu, Josua melihat adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat. Pasalnya, konsumsi barang tahan lama (durable goods) cenderung berkurang, sementara konsumsi yang mendukung mobilitas mengalami peningkatan.
Dengan melihat data ini, kami menilai memang terdapat potensi pergeseran perilaku konsumsi masyarakat untuk mengurangi durable gooodsconsumption sementara meningkatkan konsumsi yang menunjang mobilitas, ujar Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (10/12).
Josua mengatakan, tidak sepenuhnya masyarakat hanya belanja kebutuhan utama saja.
Sementara, Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarno menilai peningkatan konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor dan suku cadang mencerminkan aktivitas mobilitas masyarakat yang meningkat, salah satunya didorong kegiatan pilkada di berbagai daerah pada November.
“Kemungkinan juga kita lihat juga sejalan dengan aktivitas ekonomi kita yang cukup kondusif secara domestik,” jelasnya.
Namun, ia mencatat penjualan makanan, minuman, dan tembakau tumbuh rendah, hanya 3,5%. Hal ini diduga karena minimnya peristiwa besar selain pilkada pada bulan November.
Jadi kemungkinan kalau pun mereka ingin belanja secara agresif untuk kategori retail makanan dan minuman dan tembakau kemungkinan akan terjadi pada periode Desember,” tambah Myrdal.
Lebih lanjut, kategori peralatan komunikasi dan rumah tangga lainnya mengalami pertumbuhan negatif. Faktor seperti suku bunga yang masih tinggi dan promosi diskon yang minim turut menjadi alasan utama.
“Ini juga terkendala oleh biaya untuk mencicil yang tinggi ya karena iklim suku bunga kita masih belum mengalami penurunan secara signifikan,” katanya.
Ke depan, Myrdal optimistis pertumbuhan penjualan eceran pada Desember bisa mencapai di atas 5%, didorong oleh perputaran uang yang tinggi selama musim liburan dan kenaikan gaji di beberapa sektor.
Ia juga memperkirakan tren positif ini akan berlanjut pada awal tahun 2025, terutama pada periode libur Imlek dan Lebaran.