wmhg.org – Partai Persatuan Pembangunan atau PPP menggelar pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (13/12/2024) malam ini.
Berdasarkan pantauan wmhg.org di lokasi, Mukernas II PPP ini diikuti oleh pimpinan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPP di seluruh Indonesia.
Terlihat Plt Ketua Umum DPP PPP M Mardiono ditemani oleh Sekjen PPP Arwani Thomafi.
Hadir juga Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, M. Romahurmuziy alias Rommy dalam kesempatan ini. Menariknya Mardiono dan Rommy duduk dalam satu meja yang sama.
Padahal, Rommy sebelumnya menjadi sorotan usai meminta agar Mardiono sebagai Plt Ketua Umum PPP harus dievaluasi usai gagal membawa PPP ke Senayan. Evaluasi itu dilakukan dalam Mukernas II ini.
Rommy bahkan meminta Mardiono untuk meminta maaf kepada publik usai gagal dalam memimpin PPP terutama dalam membawa PPP ke Parlemen Senayan. Tak hanya itu, Rommy mendesak Mardiono dan jajaran DPP PPP untuk bertaubat secara sungguh-sungguh atau taubatan nasuha.
Kendati begitu, acara tetap digelar. Acara dibuka dengan membaca ayat suci Al Quran kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Lalu Ketua Panitia Mukernas II PPP menyampaikan laporannya terkait penyelenggaran Mukernas tersebut.
Mardiono Diminta Bertaubat
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, M. Romahurmuziy alias Rommy mengatakan, jika Mukernas II PPP yang akan dibuka pada Jumat (13/12/2024) malam harus dijadikan ajang evaluasi atas kegagalan Plt Ketua Umum PPP M Mardiono.
Menurutnya, Mukernas ini harus mencatat bahwa kepemimpinan DPP PPP kali ini secara nyata gagal dan sudah kehilangan legitimasi secara moral.
Awalnya Rommy menyampaikan, jika Mukernas II PPP ini memang memiliki tema transformasi. Maka, kata dia, ada banyak hal yang harus ditranformasikan.
Pertama, kaderisasi. 5 tahun terakhir PPP stagnan tanpa kaderisasi. Yang ada justru mengubah diri menjadi semata-mata partai elektoral. Padahal kekuatan PPP adalah grass root kader yang terpelihara hingga Ranting, kata Rommy dalam keterangannya kepada wmhg.org, Jumat (13/12/2024).
Kedua, kata dia, perlu ada transformasi jati diri. Menurutnya, PPP telah kehilangan identitas sebagai partai umat. Untuk itu PPP harus merebut kembali hati umat.
Ketiga, Kepemimpinan. Alih-alih memperluas basis, PPP justru sibuk dengan pergantian senyap Suharso ke Mardiono yang berujung pada tidak lolosnya PPP, katanya.
Untuk itu, kata dia, Mukernas ini harus menjadi forum evaluasi PPP atas kegagalan pemimpin puncaknya dalam menahkodai partai.
Plt Ketum PPP kali ini, adalah yang Plt terlama dalam sejarah partai. Ini sangat tidak sehat, katanya.
Di sisi lain, kata dia, Pimpinan Majelis partai sudah menyerukan untuk menyegerakan pelaksanaan Muktamar sejak berbulan-bulan silam. Namun, menurutnya, Mardiono terus berkilah menunda dengan berbagai alasan.
Terakhir, surat para Pimpinan Majelis pada Oktober 2024 meminta, agar Muktamar segera dilaksanakan di bulan Januari atau Februari 2025. Surat ini bahkan tidak pernah dijawab hingga saat ini, katanya.
Atas dasar itu, Rommy mengingatkan agar Mukernas PPP ini wajib memutuskan waktu dan tempat pelaksanaan Muktamar, yang diharapkan sesuai dengan permintaan para Pimpinan Majelis yaitu pada bulan Februari 2025.
Ia juga meminta Mukernas ini harus mencatat bahwa kepemimpinan DPP PPP kali ini secara nyata gagal dan sudah kehilangan legitimasi secara moral. Ia menyinggung tak lolosnya PPP ke Senayan dalam Pemilu 2024 ini.
Karenanya, selaku Ketua Majelis, saya menyerukan agar Plt Ketua Umum dan seluruh jajaran Pengurus Harian DPP PPP yang merupakan eksekutif/pelaksana kebijakan partai melakukan taubatan nasuha. Tobat yang sungguh-sungguh, dengan secara ksatria mengakui kegagalannya serta meminta maaf secara terbuka kepada seluruh kader PPP atas ketidakmampuannya menjaga PPP di Senayan, katanya.
Karena sejak PPP gagal ke Senayan, belum pernah ada permintaan maaf. Yang viral beberapa waktu lalu, justru pernyataan Plt Ketua Umum yang menyatakan saya tidak gagal, karena saya bukan caleg. Semoga Mukernas kali ini menghasilkan keputusan-keputusan yang mampu menjadi titik tolak kembalinya PPP ke Senayan pada Pemilu 2029, sambungnya.