KONTAN,CO.ID-JAKARTA Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan tanggapan terkait pelemahan nilai tukar Rupiah yang tembus Rp 16.300 per dolar Amerika Serikat (AS).
Angka ini melampaui target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang dipatok Rp 15.000 per dolar AS.
Airlangga menyebut, fenomena tersebut tidak hanya dialami Indonesia, namun juga negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang dan Brazil.
Kalau kita lihat Amerika ini dua tahun terakhir tertinggi dan depresiasi terhadap dolar bukan hanya Indonesia bahkan Korea Selatan lebih dalam, Jepang lebih dalam, kemudian ada negara lain termasuk Brazil. Kita bicara year to date, ujar Airlangga kepada awak media di Jakarta, Jumat (20/12).
Kendati begitu, pemerintah tetap memantau dan menjaga fundamental ekonomi Indonesia. Upaya ini penting untuk memastikan stabilitas ekonomi di tengah tekanan global.
Jadi tentu kita monitor, kita jaga fundamental ekonomi kita, katanya.
Airlangga menambahkan bahwa langkah-langkah pemerintah lebih terfokus pada penguatan devisa melalui dorongan ekspor dan investasi.
Langkah ini bertujuan untuk menekan impor berbasis dolar AS serendah mungkin, sekaligus meningkatkan ekspor. Dengan demikian, pemerintah berharap nilai tukar rupiah dapat lebih solid di masa mendatang.
Kemudian dorong investasi untuk substitusi impor. Jadi impornya yang berbasis dolar kita tekan rendah, ekspornya kita tingkatkan, sehingga nilai Rupiah kita lebih solid, katanya.