wmhg.org – Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menggandeng wmhg.org menggelar workshop content creator di Kota Bandung, Jawa Barat. Workshop yang didukung oleh Dana Padanan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut diharapkan menjadi role model. Tujuannya supaya content creator bisa menjadi agen perubahan dalam membuat konten berbasis jurnalisme berkualitas.
Workshop bertajuk “Peningkatan Kapasitas Digital Creator Indonesia Menggunakan Supporting Tools Berbasis AI dalam Penulisan Konten dengan Model Jurnalisme Berkualitas” itu dihelat di Hotel Grand Serela Setiabudhi, Kamis (26/9/2024) dan Jumat (27/9/2024). Ada beberapa sesi dalam pelatihan tersebut: penulisan konten berbasis jurnalisme berkualitas, kode etik jurnalistik, penggunaan artificial intelligence (AI), penulisan berbasis search engine optimization (SEO), pembuatan video berbasis mobile journalism, dan praktik penggunaan software Prodigy yang bisa mendeteksi produk jurnalisme berkualitas.
Sesi pertama dan ke-dua dibawakan oleh akademisi dari Fakultas ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas, Theresia Dyah Wulandari dan Olivia Lewi Pramesti. Keduanya membawakan sesi yang memaparkan bagaimana menulis konten berbasis jurnalismberkualitas. Bukan cuma itu, dipaparkan pula tentang pentingnya penerapan kode etik jurnalistik bagi content creator agar bisa menghasilkan konten yang beretika dan tidak bermasalah di kemudian hari.
Dalam pemaparannya, Theresia Dyah Wulandari tidak menegasikan bahwa unsur berita 5 W1H (What, When, Where, Who, Why dan Who) menjadi roh dalam penulisan suatu konten, maupun produk jurnalistik. Pun demikian dengan nilai berita dan konsep piramida terbalik yang tentunya penting dalam pembuatan konten berbasis jurnalisme. Yang tak kalah penting, imbuh perempuan yang karib disapa Wulan, penggalian ide dan teknik verifikasi berita.
Sementara, Olivia Lewi Pramesti menjelaskan secara gamblang tentang penerapan kode etik jurnalistik ketika content creator membuat reportase maupun penulisan berita. Menurut Olivia, kode etik jurnalistik merupakan panduan moral bagi orang yang melakukan kerja-kerja jurnalistik. Beberapa poin kode etik yang disorot Olivia, yakni jurnalis tidak boleh plagiat, dilarang menerima hadiah terutama dari narasumber, harus jujur, dan memberikan kebenaran.
Sesi ke-empat dan ke-lima dibawakan oleh Rendy Adrikni Sadikin selaku editor in chief Yoursay.id dan Praba Mustika selaku pakar multimedia wmhg.org. Rendy membawakan materi mengenai penerapan prinsip SEO dalam penulisan. Sedangkan Praba Mustika mengajak para peserta untuk ‘bermain’ dengan handphone dengan mengenalkan prinsip mobile journalism, seperti teknik mengambil menggunakan handphone dan mengedit konten menggunakan gadget.
Hari ke-dua dijamin lebih seru. Peserta workshop akan mendapatkan pemaparan mengenai penggunaan AI dalam penulisan konten jurnalistik. Seperti diketahui, penggunaan AI saat ini tengah menjadi tren. Banyak media yang sudah mempraktikkan penggunaan AI dalam hal produk, distribusi, meriset hingga melakukan evaluasi terhadap suatu konten.
Di sesi berikutnya, para peserta workshop bakal diajarkan oleh pemateri Yohanes Sigit Purnomo selaku akademisi UAJY mengenai cara penggunaan peranti lunak Prodigy dalam pembuatan konten. Software ini bisa mendeteksi salah satunya unsur 5WH1 agar konten tersebut berkualitas dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
Pemimpin Redaksi wmhg.org Suwarjono merasa senang dengan antusiasme peserta yang datang jauh-jauh dari segala penjuru Bandung untuk ikut meramaikan workshop itu. Menurut Suwarjono, para peserta tertarik karena workshop ini menyajikan pemaparan tentang tren lanskap media ke depannya, sehingga bisa menjadi bekal bagi mereka untuk membuat konten.
“Workshop ini memberikan bekal pertama tentang bagaimana membuat konten menarik, berkualitas dan bisa menjadi rujukan banyak orang. Apalagi, melalui workshop ini, para content creator bisa berkomunitas dan berjejaring agar dapat berkembang serta maju bersama-sama menghadapi tantangan media ke depannya,” ujar Suwarjono.
Suwarjono berharap workshop ini menjadi role model sebagai ajang rekrutmen dan mencari bakat-bakat baru content creator yang bisa diajak kolaborasi. “Saya berharap kawan-kawan bisa mendapatkan cara atau model supaya konten-konten yang dibuat bisa memiliki value, pengaruh dan bisa dilihat oleh banyak pembaca.”
Olivia Lewi Pramesti selaku Ketua Tim Dana Padanan UAJY dan wmhg.org mengatakan kegiatan di Bandung merupakan kick-off dari rangkaian workshop yang nantinya akan digelar di Malang dan Yogyakarta. “Kami menargetkan 150 digital creator Indonesia untuk mendapatkan peningkatan kapasitas terkait cara penulisan konten yang berbasis digital dan juga menggunakan AI sehingga bisa menghasilkan konten berkualitas dan bisa dikonsumsi masyarakat.” tutur Olivia.
“Goals jangka panjang dari workshop ini adalah literasi masyarakat Indonesia supaya kritis pada media. Karena itu, kami melatih digital creator karena mereka pembuat konten. Alhasil, digital creator ini bisa menulis dengan benar dan sesuai prinsip jurnalistik yang berkualitas. Ya, harapannya literasi masyarakat Indonesia semakin baik,” kata Olivia.
Rangkaian workshop ini digelar di tiga kota, yakni Bandung, Yogyakarta dan Malang. Workshop ini merupakan kolaborasi antara UAJY dan wmhg.org yang didukung oleh Program Dana Padanan Kemendikbud. Tujuannya workshop ini untuk memberikan pemahaman mengenai jurnalisme berkualitas dan penggunaan supporting tools berbasis AI kepada content creator