wmhg.org – Menteri Hukum Supratman Andi Agtas mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah menyusun daftar inventarisasi masalah (DIM) setelah pihaknya mengirimkam surat presiden atau surpres perihal revisi Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Penyusunan DIM akan dilakukan dalam rapat koordinasi melibatkan kementerian dan lembaga.
Jadi DIM-nya lagi, itu di Kementerian Hukum, kami lagi akan melakukan rapat koordinasi dengan Mahkamah Agung, kemudian Mensesneg, kemudian Kejaksaan Agung, Kepolisian untuk meminta masukan dalam rangka penyusunan, kata Supratman di Kantor Kementerian Hukum, Kuningan, Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Sementara itu berkaitan dengan draf, Supratman menyampaikan isi draf lebih banyak mengarah mengenai persoalan hak asasi manusia.
Kalau saya lihat ya, dari aturan yang, draft yang dari DPR terkait KUHAP, itu lebih banyak terkait dengan perlindungan kepada orang yang diduga melakukan, dalam hal ini adalah tersangka. Ini menyangkut soal perlindungan hak asasi manusia yang lebih banyak, tutur Supratman.
Sementara itu terkait dengan tupoksi Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan, menurut Supratman tidak banyak yang berubah.
Hampir nggak ada, ujarnya.
Dan yang terakhir menyangkut soal pengaturan, ya supaya memberi kepastian hukum, yakni restorative justice, ya RJ. Jadi itu yang banyak yang muncul. Yang lain nggak ada, sambungnya.
Sebelumnya, Komisi III DPR memilih menyerahkan kepada pimpinan lembaga tersebut terkait alat kelengkapan dewan (AKD) yang akan membahas revisi KUHAP.
Kekinian memang pimpinan belum menentukan AKD yang akan membahas revisi KUHAP, meski adanya revisi itu yang menyusun Komisi III DPR.