wmhg.org – JAKARTA. Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia meningkat 8,3% pada kuartal III 2024 dan diproyeksikan masih akan meningkat hingga akhir tahun ini. Diperkirakan pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), biaya pinjaman luar negeri juga turut meningkat.
Kepala Ekonom BCA, David Sumual melihat pemerintah harus waspada terdapat peningkatan ekspektasi yield US Treasury karena terpilihnya Donald Trump. Peningkatan yield US Treasury pada akhirnya akan meningkatkan biaya pinjaman luar negeri.
Kami perkirakan ULN Indonesia masih naik sedikit hingga akhir 2024, ungkap David kepada Kontan, Jumat (15/11).
Ia melihat peningkatan ULN disebabkan oleh kebijakan fiskal defisit yang pemerintah lakukan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Maka ia memproyeksikan tren ULN Indonesia stabil meningkat hingga khir 2024.
Didorong oleh kebutuhan pembiayaan pemerintah, jelasnya.
Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi ULN Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar US$ 427,8 miliar.
Adapun rinciannya posisi ULN pemerintah pada triwulan III 2024 sebesar US$ 204,1 miliar. Angka tersebut meningkat sebesar 8,4% (yoy). Padahal pada kuartal II 2024 ULN pemerintah terkoreksi sebesar 0,8% (yoy).
Sementara posisi ULN swasta tercatat sebesar US$ 196,0 miliar atau terkontraksi sebesar 0,6% (yoy), setelah tumbuh rendah sebesar 0,02% (yoy) pada triwulan II 2024. Perkembangan tersebut terutama didorong oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang mencatat kontraksi sebesar 3,2% (yoy).