wmhg.org – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menyerukan bahwa setiap perempuan harus mendapatkan pendidikan dan menjadi pintar. Oleh sebab itu, dia menekankan, tidak boleh lagi ada perempuan yang putus sekolah karena menikah saat masih usia anak.
Veronica menegaskan pentingnya memberikan edukasi terhadap kesadaran berpendidikan sejak mulai masa anak-anak sebagai upaya awal membuat perempuan berdaya dan mandiri.
“Perempuan itu harus diedukasi, jadi smart women itu penting banget. Kita ingatkan kepada anak-anak kita bahwa perempuan jangan hanya modal cinta tanpa mempersiapkan diri, edukasi mereka. Ingat ya nak kalau tidak bisa mandiri, kamu tidak bisa menghidupi dirimu sendiri, kata Veronica saat menyampaikan sambutan dalam Talkshow Perempuan Hebat Melahirkan Generasi Emas yang diselenggarakan Cahaya Ladara Nusantara dan University of Jakarta International (UNIJI) di Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Pemberian pendidikan terhadap perempuan juga penting, karena mereka akan menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya yang akan mengajarkan, mengasuh, serta mendidik dengan baik.
Menurut Veronica, salah satu upaya yang perlu dilakukan bersama dengan memutus perkawinan usia anak.
Pikir nanti kalau punya anak seperti apa karena kita mau punya anak yang berkualitas bukan hanya jumlahnya,” kata dia.
Perrmpuan yang berdaya dan mandiri juga bisa berkontribusi atas terwujudnya cita-cita Indonesia Emas 2045. Sebab, perempuan yang berdaya akan bisa memperjuangkan hak-haknya dan melahirkan generasi emas.
“Perempuan yang mandiri dan berdaya akan dapat mendidik generasi berikutnya menjadi lebih baik dan unggul. Akar permasalahan kita adalah perempuan itu mempunyai beban yang sangat berat, tapi mereka tidak berdaya dan tidak mandiri. Ketika itu terjadi, mereka tidak bisa speak up, dan tidak lagi bisa membuat pertahanan untuk dirinya,” ujarnya.
Veronica menyampaikan kalau ketidakmandirian sering kali menjadi faktor penyebab perempuan takut atau tidak mampu melawan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) maupun kekerasan lain yang terjadi padanya. Oleh sebab itu, menurutnya, untuk membantu perempuan berdaya bisa dimulai dengan membantunya mulai dari sektor ekonomi.
“Pelatihan keterampilan biasanya diberikan kepada perempuan seperti membatik atau memasak, tapi biasanya terputus, tidak ada keberlanjutan. Harusnya kita menemani mereka, mendukung mereka sampai mereka bisa tangguh, mandiri, berdiri sendiri hingga bahkan bisa memasarkan produknya ke pasaran,” pesannya.