wmhg.org – JAKARTA. PT Ajinomoto Indonesia mengapresiasi rencana pemerintah ke depan untuk menjalankan program makan siang gratis. Di mana, program tersebut digadang-gadang untuk meningkatkan asupan gizi dan nutrisi, sekaligus meningkatan kesejahteraan ekonomi.
Direktur PT Ajinomoto Indonesia Rina Sukaesih menuturkan, ada tiga masalah utama gizi bagi anak yakni kekurangan berat badan, kekurangan zat gizi mikro, dan kelebihan berat badan.
Permasalah penting bagi keluarga Indonesia untuk memahaminya serta menerapkan pola makan teratur dan sehat dengan gizi seimbang, katanya, Rabu (31/7).
Sebelum program makan siang gratis, Ajinomoto sendiri sejak 2018 sudah menjalankan School Lunch Program. Salah satunya dengan menggandeng sejumlah pesantren untuk mengedukasi dalam penyediaan makanan gizi seimbang dengan alokasi anggaran minim.
Mengolah makanan sederhana dengan bahan-bahan yang mungkin tidak terlalu mahal dan asuapan gizi tercukupo, tetapi membuat santri itu mau makan, katanya.
Ternyata, menurut Rina yang menjadi kendala asupan gizi untuk anak yakni ada kecenderungan skip makan. Tidak mau makan karena tidak selera, paparnya.
Untuk itu penting sebagai catatan, menyajikan makanan kaya akan asupan gizi dengan rasa yang tetap lezat dan tidak hambar.
Saya rasa program pemerintah makan siang gratis sangat bagus, tinggal pemerintah harus bekerja sama dengan banyak agar supaya bisa lebih lancer, jelasnya.
Sebagai informasi, walaupun program makan siang gratis dijanjikan oleh pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming yang baru akan diresmikan memimpin Indonesia di bulan Oktober ini, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah memasukkan program ini kedalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025.
Program yang banyak menuai kritik ini akan menyasar hampir 83 juta anak sekolah, balita serta ibu mengandung dan memakan paling tidak Rp100 trilliun pada tahun pertamanya.
Program yang bertujuan memberikan makan siang bergizi serta susu gratis kepada anak sekolah dan gizi tambahan bagi ibu hamil dan balita ini bahkan akan dapat mencapai Rp460 triliun setahunnya ketika program ini sudah dilaksanakan secara penuh tahun 2029.
Pasangan Prabowo dan Gibran mengusulkan alokasi biaya sebesar Rp15.000 untuk setiap anak sekolah, belum termasuk pengeluaran untuk susu.